Anggaran Kena Pangkas Rp 81 T, Menteri PU: Saya Maksimalkan Apa yang Ada
Akibat efisiensi anggaran di Kementerian PU, sejumlah pembangunan infrastruktur terkena dampaknya.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
![Anggaran Kena Pangkas Rp 81 T, Menteri PU: Saya Maksimalkan Apa yang Ada](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemangkasan-anggaran-kementerian-PU.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo tak masalah anggaran kementeriannya terkena efisiensi hingga Rp 81,38 triliun dari pagu awal Rp 110,95 triliun. Kini, anggaran yang mereka punya sebesar Rp 29,57 triliun.
Dody mengaku sudah terbiasa mengerjakan sesuatu dengan apa yang dipunya.
"Saya orang yang terbiasa mengerjakan sesuatu dengan apa yang saya punya. Saya maksimalkan apa yang saya punya," katanya ketika ditemui usai rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Baca juga: Pemotongan Anggaran, Kementerian Investasi Sesuaikan Perjalanan Dinas dan Perbanyak Kerja Virtual
Menurut Dody, jika sudah memaksimalkan anggaran yang ada, ia tinggal meminta lagi ke Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau sudah maksimal, kemudian tuntutan yang lebih besar, tinggal bilang, Pak Presiden, Pak Presiden, saya sudah maksimal dengan apa yang bapak kasih, saya mau tambahin dong. Gitu aja. Tapi, saya ingin tunjukkan dulu dengan itu saya bisa mengerjakan sesuatu," ujarnya.
Jika misalnya waktu untuk menambah anggaran tiba, Dody berkelakar ingin meminta tambahan hingga Rp 1.000 triliun.
"Ya kalau bisa Rp 1.000 triliun. Kenapa enggak? Ini kan enggak tahu," ucapnya.
Baca juga: Anggaran Kementerian PU Terpangkas Rp 81,38 Triliun, Tersisa Rp 29,57 T Saja
Adapun akibat efisiensi anggaran ini, sejumlah pembangunan infrastruktur terkena dampaknya. Di bidang sumber daya air terkena efisiensi sebesar Rp 27,72 triliun.
Efisiensi di bidang sumber daya air antara lain untuk pembangunan bendungan, jaringan irigasi, prasarana air baku, pengendali banjir, pengaman pantai, serta pengendali lahar dan sedimen.
Berikutnya, di bidang bina marga, efisiensi anggaran sebesar Rp 24,38 triliun, di antaranya dikenakan untuk pembangunan jalan, peningkatan kapasitas dan preservasi peningkatan jalan, pembangunan dan duplikasi jembatan, pembanguna flyover atau underpass dan terowongan, pembangunan jalan bebas hambatan, serta preservasi rutin jala.
"Untuk bidang cipta karya, telah dilakukan efisiensi sebesar Rp 7,75 triliun," kata Dody saat rapat kerja bersama Komisi DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis ini.
Di bidang cipta karya, pembangunan infrastruktur yang terkena efisiensi seperti pembangunan, peningkatan, dan perluasan spam. Lalu, sistem pengelolaan air lembah dan persampahan juga terdampak. Pengembangan kawasan dan penataa kawasan pariwisata turut terkena.
Baca juga: Bekukan Anggaran Riset, Trump Ancam Supremasi Sains Amerika
Pembangunan gedung dan penataan bangunan serta lingkungan juga ikut terkena dampak.
Di bidang prasarana strategis terkena pemangkasan sebesar Rp 20,69 triliun. Beberapa pembangunan yang terkena seperti sekolah, madrasah, perguruan tinggi, rehabilitasi renovasi permukiman, prasarana olahraga, dan prasarana lainnya.
Sementara itu, ada 10 perubahan pola kerja Kementerian PU akibat efisiensi ini.
"Satu, pembatalan kegiatan fisik single year contract baru dan mutual year contract baru yang bersumber dari rupiah murni," kata Dody.
Kedua, pembatalan pembelian alat berat. Dody mengatakan Kementerian PU sekarang hanya mengoptimalisasi arat berat yang ada.
Ketiga, penggunaan dana tanggap darurat yang lebih selektif dan efisien. Keempat, pembatasan perjalanan dinas dalam dan luar negeri akan sangat selektif.
Kelima, mengurangi secara signifikan belanja alat tulis kantor secara signifikan. Dody menyebut ini menjadi salah satu upaya pihaknuya menuju paperless office.
Keenam, meniadakan semua kegiatan seremonial di antaranya Hari Bakti Kementerian PU, Hari Air, Hari Jalan, dan Hari Habitat Dunia.
Ketujuh, meniadakan rapat atau seminar secara luring. Pelaksanaan rapat kerja, rapat koordinasi, diseminasi, seminar, sosialisasi, dan sejenisnya akan dilakukan secara daring.
Kedelapan, meniadakan belanja kehumasan yang kurang atau tidak prioritas seperti percetakan banner, spanduk, dan seminar kit.
Kesembilan, efisiensi belanja operasional, baik layanan perkantoran, pemeliharaan, dan perawatan, serta kendaraan.
Ke-10, efisiensi belanja non operasional seperti honor output kegiatan, jasa konsultan, serta kajian analisis dan seterusnya.
"Pagu DIPA PU yang semula Rp 110 triliun, diefesiensikan sebesar Rp 81 triliun, sehingga total pagu sisa adalah Rp 29,57 triliun," ujar Dody.
Sebesar Rp 29,57 triliun terdiri dari non rupiah murni sebesar Rp 16,31 triliun dan rupiah murni sebesar Rp 13,26 triliun.
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan kementerian/lembaga melakukan review sesuai tugas dan kewenangan dalam rangka efisiensi.
Arahan Prabowo itu tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang diteken pada 22 Januari 2025. Ada tujuh poin instruksi Prabowo dalam rangka efisiensi anggaran itu.
Pada poin kedua, Prabowo Subianto menginstruksikan agar ada efisiensi anggaran belanja negara tahun anggaran negara yang sebesar Rp 306 triliun.
Anggaran itu terdiri dari anggaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 256,1 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 50,5 triliun.
Lalu pada poin ketiga, Prabowo meminta menteri dan pimpinan lembaga mengidentifikasi rencana efisiensi yang meliputi belanja operasional dan non-operasional yang terdiri belanja operasional kantor, belanja pemeliharaan, perjalanan dinas, bantuan pemerintah, pembangunan infrastruktur, hingga pengadaan alat dan mesin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.