Pemeriksaan Swab Corona Harus Ada Indikasi dan Permintaan Dokter
Achmad Yurianto menyampaikan, pasien positif virus corona di Indonesia diprediksi akan bertambah.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto menyampaikan, pasien positif virus corona di Indonesia diprediksi akan bertambah.
Sebab, pemerintah tengah gencar untuk melakukan pemeriksaan orang-orang yang terindikasi virus corona.
Selain itu, pemerintah juga membekali masyarakat terkait gejala dan memeriksakan diri ke rumah sakit.
"Kita menyadari akan terjadi penambahan pasien yang cukup signifikan nantinya, karena kontak tracing terus kita lakukan."
"Edukasi masyarakat semakin gencar kita lakukan, jadi mereka semakin menyadari harus waspada," ujar Yuri, dikutip dari siaran langsung YouTube Metrotvnews, Selasa (17/3/2020).
"Yang merasa memiliki kontak fisik (dengan pasien corona) langsung melakukan konsultasi dengan dokter di beberapa rumah sakit," lanjutnya.
Baca: Bhayangkara FC Pilih TC di Batu Malang: Cari Lapangan yang Steril Virus Corona
Baca: Ada Wabah Corona, Dirut LPDB Jamin Layanan Pembiayaan Tetap Optimal
Baca: Ada 2.300 Spesimen Corona, Pemerintah Tambah 10.000 Kit Pemeriksaan
Sementara itu, tidak semua masyarakat bisa melakukan tes swab atau pengambilan sampel spesimen lendir di saluran pernapasan.
"Ada yang dilakukan pemeriksaan swab, tapi ada yang tidak disarankan, tapi semua akan kita edukasi," katanya.
"Mereka akan tahu betul jika badannya tak enak, atau ada sesuatu yang mengganjal, bisa memeriksakan diri," jelas Yurianto.
Ia mengungkapkan, masyarakat yang bisa menjalani swab harus ada permintaan dari dokter yang memeriksa sebelumnya.
"Pemeriksaan swab atau (tes) Covid-19 ini harus ada indikasi dan harus ada permintaan dokter," ungkapnya.
Sehingga, masyarakat yang tak memiliki kontak dengan pasien positif corona, orang yang punya riwayat bepergian ke negara terjangkit, atau gejala corona, tak perlu melakukan swab.
"Tidak masing-masing merasa perlu untuk memeriksakan diri," ujarnya.
"Mari kita tata sistem ini, agar tak terjadi kepanikan atau kegaduhan," lanjut Yuri.
Baca: Kondisi Terkini Menhub Budi Karya Pasca-Positif Corona dan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Para Menteri
Baca: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Konser Ayu Ting Ting Ditunda
Baca: Aktor Idris Elba Positif Corona, Ini Profil Lengkapnya
Ia juga mengimbau masyarakat agar terus mematuhi arahan yang diberikan oleh pemerintah soal penanganan virus corona.
Masyarakat pun diminta untuk mengurangi kegiatan di luar rumah.
"Kita harus mematuhi arahan dari pemerintah untuk belajar di rumah, bekerja di rumah, dan beribadah di rumah."
"Ini tujuannya untuk mengurangi kontak dekat di tempat umum," imbuh Yuri.
Ia menyampaikan, masyarakat bisa mengakses informasi virus corona di Indonesia melalui laman resmi dari Kementerian Kesehatan yakni www.kemkes.go.id.
"Perkembangan data ini bisa dilakukan di website Kemenkes."
"Kita sudah mencapai 2.300 spesimen, dan ini bergerak cepat, karena dari hari ke hari kita bisa memeriksa 500 orang," ungkap Yuri.
Baca: Seorang Penumpang Positif Virus Corona, Pesawat Delay dan 270 Penumpang Diperiksa
Baca: Pemain PSM Makassar Diminta Menetap di Makassar Hindari Pandemik Virus Corona kata Munafri Arifuddin
Baca: Pemain PSM Makassar Diminta Menetap di Makassar Hindari Pandemik Virus Corona kata Munafri Arifuddin
Pemerintah telah menambah alat untuk memeriksa spesimen virus corona di Indonesia.
"Kita sudah menerima 10.000 kit dan nanti akan kita tambahkan, artinya dinamika akan terus berjalan," ujarnya.
Yuri menyebut, alat untuk memeriksa spesimen corona di Indonesia, didatangkan dari luar negeri sesuai dengan jumlah yang dipesan.
"Kit ini datang dari luar, dan distributor tak keberatan atas jumlah yang kita minta," imbuh Yurianto.
(Tribunnews.com/Nuryanti)