Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tim Peneliti FK UI dan IPB Temukan Senyawa Buah yang Berpotensi sebagai Penangkal Virus Corona

Segala upaya tengah dilakukan demi mengurangi laju penyebaran virus corona di Indonesia.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Tim Peneliti FK UI dan IPB Temukan Senyawa Buah yang Berpotensi sebagai Penangkal Virus Corona
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Seputar Virus Corona- FK UI dan IPB tengah mengembangkan penelitian jambu biji (guajava) sebagai kandidat potensial untuk pencegahan Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Segala upaya tengah dilakukan demi mengurangi laju penyebaran virus corona di Indonesia.

Terkait hal itu, tim peneliti dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang bekerjasama melakukan penelitian untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Mengutip dari laman resmi UI, FK UI dan IPB tengah mengembangkan penelitian jambu biji (guajava) sebagai kandidat potensial untuk pencegahan Covid-19.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode penelitian bioinformatika.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB saat ditemui di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB saat ditemui di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020). (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)

Penelitian memanfaatkan basis data milik Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI, menggunakan basis data sebanyak 1.377 senyawa.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Dekan Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam.

"Saat ini teman-teman dari FK UI, Fakultas Farmasi UI dan juga teman-teman dari IPB coba memanfaatkan teknologi bioinformatika."

Berita Rekomendasi

"Pertama kita sudah tahu struktur dari komponen virus tersebut, kita sudah tahu genom dari virus tersebut," terang Ari.

Ia mengatakan, bahwa sudah ada laporan potensi bagaimana obat bisa bekerja untuk virus tersebut.

Ari mengungkapkan, bahwa jambu biji memiliki kandungan senyawa yang cukup lengkap untuk menangkal penyebaran virus corona.

"Nah kita punya daftar senyawa dari herbal-herbal kita, kita cocokkan ternyata dari riset secara bioinformatika ini melalui proses docking yang dikerjakan oleh teman-teman peneliti."

"Ternyata bahwa komponen pada jambu biji ini cukup lengkap sebagai bahan alam yang bisa mencegah atau paling tidak untuk mengurangi masyarakat dengan virus tersebut," ungkapnya.

Ia menegaskan, bahwa hasil penelitian ini membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui komponen yang tepat untuk pengobatan Covid-19.

Baca: Jangan Panik! Kenali Dulu Gejala & Cara Mencegah Virus Corona, dari Demam Hingga Sering Cuci Tangan

Baca: Tingkatkan Pencegahan, Pupuk Indonesia Semprot Disinfektan di Area Kantor

"Tapi sekali lagi ini berdasarkan study bioinformatika."

"Sehingga kita perlu pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan untuk melihat lagi komponen apa sih yang bisa berefek untuk pengobatan," tegasnya.

Senyawa herbal tersebut akan dipatenkan dan dikonfirmasi menggunakan metode pemodelan molekuler untuk dievaluasi aktivitas anti virusnya.

Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan beberapa golongan senyawa pada jambu biji yang berpotensi untuk menghambat Covid-19.

Golongan senyawa tersebut di antaranya adalah hesperidia, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin.

Ari menyebut, bahwa hasil penelitian ini telah disampaikan pada Seminar dan Workshop Eksporasi Bahan Herbal Kandidat Potensial Antivirus Corona: Analisis Big Data dan In Silico.

Seminar dan Workshop tersebut diselenggarakan pada 3-5 Maret 2020 di FK UI.

Baca: Gejala Umum Virus Corona dari Hari ke Hari, Demam hingga Sulit Bernafas

Baca: Akibat Virus Corona COVID-19, Pelaksanaan Tes SKB Penerimaan CPNS 2019 Ditunda

Sementara itu, pihaknya akan mempersiapkan hasil penelitian ini untuk dipublikasi internasional.

Untuk itu, pihaknya juga tengah mencari dukungan dari industri farmasi untuk produksi skala besar.

Namun, proses ini belum diketahui kapan selesainya.

Hal tersebut karena membutuhkan percobaan penelitian ke binatang dan manusia.

Ari juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perlikau hidup bersih dan sehat.

Seperti mencuci tangan dengan sabun, menerapkan etika batuk dan bersin.

Serta menggunakan masker bagi yang sakit.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas