Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Corona, Koalisi Dog Meat Free Indonesia Desak Pemerintah Indonesia Tutup Pasar Hewan Liar

Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) mendesak agar pemerintah melakukan penutupa terhadap pasar hewan liar guna mencegah penularan virus corona.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Antisipasi Corona, Koalisi Dog Meat Free Indonesia Desak Pemerintah Indonesia Tutup Pasar Hewan Liar
Istimewa/DMFI
Kegiatan pasar hewan di Tomohon, Sulawesi Utara masih berjalan meski desakan penutupan pasar semakin mengintai. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada awal Januari 2020, Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) telah mengirimkan Surat Terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo.

Surat tersebut berisi tentang bahaya yang ditimbulkan dari pasar hewan di Indonesia dan perdagangan bebas satwa liar.

Serta mengimbau adanya langkah pencegahan dan proaktif untuk menjamin bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara asal penyakit mematikan berikutnya.

Menurut DMFI, pihak berwenang di Indonesia akhirnya mulai merasakan tekanan untuk segera mengambil tindakan dengan mengumumkan adanya kasus pertama coronavirus pada tanggal 2 Maret 2020.

"Dengan angka penularan di seluruh Nusantara yang makin meningkat di negara keempat terpadat penduduk ini."

Kegiatan di pasar hewan liar Tomohon, Sulawesi Utara masih berjalan normal meski desakan penutupan pasar terus mengintai.
Kegiatan di pasar hewan liar Tomohon, Sulawesi Utara masih berjalan normal meski desakan penutupan pasar terus mengintai. (Istimewa/DMFI)

Baca: Cegah Corona, Ricky Gervais & Peter Egan Ikut Kampanye Desak Pemerintah Indonesia Tutup Pasar Hewan

"Negara-negara lain yang terkena dampak wabah mematikan ini sudah mulai mengambil langkah nyata untuk mencegah sumber virus," ujar Mustika, perwakilan DMFI dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Rabu (18/3/2020).

Menurutnya, lanjutan dari larangan sementara yang dikeluarkan di bulan Januari, pada tanggal 24 Februari 2020 Pemerintah China telah menyetujui proposal penting yang melarang perdagangan ilegal satwa liar.

Berita Rekomendasi

"Mereka menghentikan kebiasaan buruk untuk mengkonsumsi satwa liar dengan berlebihan dan secara efektif melindungi kesehatan dan nyawa penduduknya."

"Akhirnya tanggal 26 Februari 2020, kota kelima terbesar di China, Shenzhen mengajukan pengesahan dengan langkah tambahan yaitu larangan di seluruh kota untuk mengkonsumsi daging anjing dan kucing," tuturnya.

Kegiatan di pasar hewan liar Langowan, Sulawesi Utara masih berjalan normal meski desakan penutupan pasar terus mengintai.
Kegiatan di pasar hewan liar Langowan, Sulawesi Utara masih berjalan normal meski desakan penutupan pasar terus mengintai. (Istimewa/DMFI)

Baca: 5 Pertanyaan Umum soal Virus Corona yang Dijawab WHO, Termasuk Gejala dan Cara Proteksi Diri

Hal tersebut, lanjut Mustika, guna menunjukkan hubungan istimewa antara manusia dengan hewan peliharaan mereka, yang disebut “konsensus dari semua peradaban manusia”.

Adapun pada 9 Maret 2020, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc menugaskan kepada Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan untuk menyerahkan Surat Edaran berisi larangan perdagangan dan konsumsi satwa liar di tanggal 1 April 2020.

Sementara itu, Lola Webber, selaku Koordinator Koalisi DMFI, berharap Indonesia dapat mengikuti teladan mereka ini.

“Wabah coronavirus ini tidak hanya mengekspos besarnya resiko kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan pasar-pasar hewan, tapi juga menyoroti secara global kengerian dari perdagangan dan pasar hewan ini."

"Pada akhirnya, Pemerintah menyadari bahwa mereka tidak dapat membiarkan perdagangan yang kejam dan ilegal ini terus berlangsung dan menjaga keamanan penduduk," tutur Lola Webber, salah satu pendiri Change For Animal Foundation.

Pasar Tomohon di Indonesia 2
Kegiatan di pasar hewan liar Tomohon, Sulawesi Utara masih berjalan normal meski desakan penutupan pasar terus mengintai.(Istimewa/DMFI)

Baca: Cara Erick Thohir Tangani Corona: Ubah Hotel jadi Ruang Isolasi dan Pesan 500.000 Alat Tes Covid-19

Pihaknya mendorong Indonesia untuk segera mengambil tindakan yang sama.

"Populasi spesies satwa liar yang dilindungi semakin berkurang, hewan peliharaan banyak yang dicuri."

"Setiap bulannya, puluhan ribu hewan secara ilegal dibawa masuk dan dibantai di kota-kota berpenduduk padat untuk mensuplai permintaan daging anjing, kucing dan hewan 'eksotis'," ujar Lola yang juga sebagai koordinator Koalisi Dog Meat Free Indonesia.

Kekhawatiran yang meningkat dalam beberapa minggu belakangan berasal dari Walikota Tomohon, Jimmy Feidy Eman, tempat asalnya “pasar ekstrim’ yang terkenal.

Beliau memerintahkan dihentikannya penjualan kelelawar dan ular di pasar-pasar tersebut.

Pihaknya juga meminta para penjual untuk berhenti memperdagangkan hewan lainnya termasuk anjing dan kucing.

Pasar Langowan di Indonesia 2
Kegiatan di pasar hewan liar Langowan, Sulawesi Utara masih berjalan normal meski desakan penutupan pasar terus mengintai.(Istimewa/DMFI)

Meski demikian, sumber di lapangan menurut DMFI mengatakan bahwa situasi “berjalan seperti biasa” karena para penjual tersebut masih membangkang.

Terakhir, Grab Food yang menjadi raksasa jual beli online nasional ketiga yang menentang semua penjualan 'daging hewan eksotis'.

Termasuk anjing, kucing, kelelawar, trenggiling, buaya dan kura-kura.

Menurutnya sikap tersebut merupakan tindak lanjut setelah tekanan yang mereka dapatkan dari kelompok-kelompok perlindungan hewan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas