Donald Trump-Justin Trudeau Sepakat Tutup Perbatasan AS-Kanada di Tengah Krisis Pandemi Global
Donald Trump dan Justin Trudeau telah sepakat untuk menutup perbatasan AS-Kanada untuk semua perjalanan yang tidak penting untuk menekan virus corona.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah sepakat menutup perbatasan AS-Kanada untuk semua perjalanan tidak penting dalam upaya menekan penyebaran virus corona.
"Kami dengan kesepakatan bersama, sementara waktu menutup perbatasan utara kami dengan Kanada," kata Donald Trump dikutip dari BBC.
Lebih lanjut, Donald Trump menegaskan perdagangan tidak akan terpengaruh atas kesepakatan ini.
Kedua negara telah mengeluarkan larangan berpergian, tetapi saling membebaskan satu sama lain.
Baca: Cara Hindari Stres di Tengah Wabah Corona, Jaga Kesehatan Mentalmu!
Diketahui, Kanada bergantung pada Amerika Serikat untuk sekitar 75 persen ekspornya.
Trudeau mengatakan, ia dan Donald Trump membahas kesepakatan ini pada Rabu (18/3/2020) kemarin.
"Saya ingin memperjelas bahwa perjalanan penting masih bisa dilakukan," kata Trudeau dalam konferensi pers.
"Tidak peduli siapa Anda atau apa yang Anda lakukan, ini adalah saatnya Anda harus fokus pada kesehatan Anda dan banyak orang," tambah Trudeau.
"Soal apakah Anda akan kehilangan pekerjaan, apakah Anda akan kehabisan uang untuk makan atau obat-obatan, tidak akan," tegas Trudeau.
Isi Kesepakatan
Untuk diketahui, rincian kesepakatan final belum dirilis secara tertulis.
Tetapi kedua pemimpin telah menekankan bahwa perdagangan lintas batas tidak akan diblokir.
Trudeau menerangkan, rantai pasokan harus terus berjalan agar pengangkutan tidak terpengaruh.
"Itu adalah komitmen kami," tegas Trudeau.
Untuk diketahui, barang dan jasa senilai 2 miliar dolar melintas perbatasan AS-Kanada setiap hari.
Trudeau menambahkan, warga Kanada yang perlu melakukan perjalanan karena alasan mendesak tidak akan terpengaruh dengan kesepakatan AS-Kanada menutup perbatasan.
Namun tidak ada batasan waktu dan berapa lama penutupan perbatasan akan berlangsung.
Baca: Pandemi Corona, Rupiah Turun ke Level Terlemah, Ditutup Rp 15.315 per Dolar AS
Baca: Wabah Corona Lemahkan Rupiah ke Angka Rp 15.315 per Dolar AS Hari Ini
Baca: Dibuka Melemah, Rupiah Tembus ke Atas Rp 15.300 per Dolar AS Hari Ini
Alasan Penutupan Perbatasan
Sebelumnya, pemerintah Trudeau menolak menutup perbatasan dengan mitra dagang terpenting Kanada.
"Hampir 200.000 orang melintas perbatasan itu setiap hari," terang Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland, Selasa (17/3/2020).
"Perbatasan itu secara harafiah merupakan jalur kehidupan bagi Kanada dan Amerika," tambahnya.
"Kami mendapatkan bahan makanan kami berkat pengemudi truk melintasi perbatasan itu bolak-balik," tambahnya.
Ia menambahkan, bahkan pasokan medis dan obat-obatan yang diperlukan Kanada, harus melintasi perbatasan tersebut.
Lebih jauh, kedua pemimpin telah mempertahankan gagasan pembatasan perjalanan, karena kedua negara saat ini berjuang menghentikan penyebaran covid-19.
Baca: ‘Perlombaan Global’ Vaksin Corona: AS Siap Uji Coba, China Kembangkan 9 Vaksin
Baca: Perusahaan Jerman CureVac Konfirmasi Tak Menerima Tawaran Trump Soal Paten Eksklusif Vaksin Corona
Baca: Donald Trump Sebut Corona sebagai Virus China, Jubir China: Urusi Urusanmu Sendiri
Baca: Upaya Donald Trump Amankan Vaksin Corona Secara Eksklusif Hanya untuk AS
Baca: Donald Trump Sebut Virus Corona dengan Chinese Virus, Ini Cara WHO Beri Nama Penyakit Baru
Bagaimana Perbatasan AS-Meksiko
Selama konferensi pers Gedung Putih pada hari Rabu (18/3/2020), Trump mengatakan pemerintahannya akan meluncurkan tindakan keras baru terhadap migran atau pencari suaka yang melintasi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal.
Keputusan tersebut mengingat pemerintah AS tengah dalam upaya untuk membendung wabah koronavirus.
Lebih lanjut, Trump mengatakan ia akan mengajukan undang-undang yang memungkinkan pejabat kesehatan publik Amerika, ahli bedah umum, untuk memblokir orang atau barang dari negara atau tempat tertentu dan mencegah penyebaran penyakit menular.
Pada Rabu (18/3/2020), Presiden AS itu mengatakan langkah tersebut bisa terjadi dengan segera.
Tetapi pemerintahannya tidak berencana untuk sepenuhnya menutup perbatasan dengan Meksiko.
"Kami tidak akan menutupnya, tetapi kami meminta ketentuan tertentu yang akan memungkinkan kami memiliki kebebasan yang besar untuk apa yang kami lakukan," katanya.
Terkait hal ini, Kementerian luar negeri Meksiko tidak segera memberikan komentar.
Trump telah membuat imigrasi ilegal di perbatasan selatan masalah tanda tangannya di Gedung Putih, meskipun deportasi di bawah pemerintahannya tetap lebih rendah daripada selama era Obama.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.