Pandemi Corona, Rupiah Turun ke Level Terlemah, Ditutup Rp 15.315 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah dikarenakan pasar masih sensitif dengan adanya pandemi virus corona yang tak kunjung teratasi.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Persebaran Covid-19 yang semakin meluas berpengaruh terhadap mata uang Indonesia.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah dikarenakan pasar masih sensitif dengan adanya pandemi virus corona yang tak kunjung teratasi.
Dilansir bloomberg.com, rupiah ditutup pada Rp 15.315 per dolar AS.
Rupiah melemah sebesar 0,61 persen dibanding penutupan pada Rabu (18/3/2020), yakni Rp 15.222 per dolar AS.
Baca: Dibuka Melemah, Rupiah Tembus ke Atas Rp 15.300 per Dolar AS Hari Ini
Baca: Ibu Ajak Anak Berhubungan Badan hingga Jualan Narkoba Saat Suami Merantau, Pengakuannya Miris
Dikutip dari Kompas.com, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen virus corona masih membayangi pergerakan rupiah.
Ini diperkeruh dengan tindakan rumah sakit swasta yang menolak pasien positif corona.
"Rumah sakit pemerintah untuk menampung pasien virus corona belum memadai apalagi rumah sakit swasta sehingga wajar kalau banyak pasien yang meninggal dan belum bisa terindikasi positif corona," ungkapnya.
Hal ini membuat pasar kembali apatis terhadap kinerja pemerintah dalam menangani kasus virus tersebut dan membuat gelombang arus modal asing kembali keluar dari pasar baik saham maupun obligasi.
"Wajar kalau rupiah kembali melemah tajam," ungkapnya.
Indonesia saat ini sedang berjuang melawan virus corona dan kesiapan pemerintah sedang di uji karena virus corona sekarang sudah menyebar di 34 provinsi.
Sentimen lainnya adalah, kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2020 yang masih relatif lambat.
Per akhir Februari 2020, penerimaan negara sebesar Rp 216,2 triliun atau 9,7 persen dari target.
Angka ini turun 0,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan demikian, APBN mengalami defisit Rp 62,8 triliun pada akhir Februari 2020 atau setara dengan 0,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).