Pandemi Corona, Rupiah Turun ke Level Terlemah, Ditutup Rp 15.315 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah dikarenakan pasar masih sensitif dengan adanya pandemi virus corona yang tak kunjung teratasi.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
Mengutip bloomberg.com, Rupiah Indonesia turun ke level terlemah sejak kekalahan pasar negara berkembang pada 2018, karena aksi jual di obligasi dan saham negara menunjukkan sedikit tanda-tanda mereda dengan pandemi virus corona yang memburuk.
Rupiah merosot sebanyak 1,5 persen menjadi 15.160 per dolar pada hari Selasa, terendah sejak November 2018.
Imbal hasil obligasi 10-tahun naik 17 basis poin, sementara indeks saham negara anjlok lebih dari 5 persen, memicu penghentian perdagangan untuk ketiga kalinya dalam seminggu.
“Untuk IDR, sangat sulit untuk memanggil bottom sekarang,” kata Mingze Wu, seorang pedagang valuta asing di INTL FCStone di Singapura.
“Akan turun dua kali lipat jika Indonesia melakukan penutupan total,” tambahnya.
Kehancuran pasar di Asia Tenggara memburuk dari hari ke hari karena virus menyebar melalui negara-negara terbesar.
Filipina menjadi negara pertama yang menutup pasar keuangannya setelah presidennya mengunci ibu kota, sementara Malaysia menutup perbatasannya hingga akhir bulan.
Tingkatkan Keputusan
Bank sentral Indonesia dijadwalkan bertemu pada 19 Maret, dengan para ekonom memperkirakan akan memotong tingkat kebijakan sebesar 25 basis poin, menurut survei Bloomberg.
Pembuat kebijakan dari Selandia Baru ke Korea Selatan telah memberlakukan pemotongan tingkat darurat untuk memerangi dampak ekonomi dan keuangan dari penyebaran virus.
Pemotongan suku bunga dapat menambah kesengsaraan rupiah karena sudah menjadi mata uang Asia berkinerja terburuk sejauh bulan ini dengan penurunan lebih dari 5 persen.
Bank Indonesia mengatakan pada Senin, pihaknya membeli 4 triliun rupiah atau sekitar 265,7 juta dolar AS obligasi pemerintah untuk menstabilkan pasar, dua kali lipat dari yang ditargetkan.
Bangsa ini juga melihat lonjakan dalam kasus virus lokal.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, juga dinyatakan positif.
“Ini adalah badai yang sempurna untuk menyadari bahwa lapisan insulasi sebelumnya dari COVID tidak lebih dari penularan yang tidak terdeteksi,” kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank Ltd. di Singapura
(Tribunnews.com/Yurika Nendri, Kompas.com/Kiki Safitri)