Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Untuk Pertama Kali, China Laporkan Tak Ada Pasien Positif Corona

Untuk pertama kali, China melaporkan nol infeksi alias tidak ada pasien positif virus corona sejak wabah ini terjadi.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Untuk Pertama Kali, China Laporkan Tak Ada Pasien Positif Corona
Hong Yoon-gi / AFP
Seorang pekerja dari dinas kebersihan dan desinfeksi menyemprotkan desinfektan di kereta sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran virus baru yang berasal dari kota Wuhan di Cina di stasiun kereta api Suseo di Seoul pada 24 Januari 2020. Korea Selatan pada 24 Januari mengkonfirmasi kasus kedua dari virus seperti SARS yang telah menewaskan sedikitnya 26 di Cina, karena kekhawatiran meningkat tentang wabah yang lebih luas. 

Terutama pada tahap awal, setelah kasus pertama di China ditelusuri kembali pada November 2019.

Padahal dokter di China menyadari, mereka sedang menghadapi penyakit ini pada akhir Desember 2019.

Zhong Nanshan, seorang ahli epidemiologi Tiongkok terkemuka mengatakan, tanpa intervensi yang kuat, coronavirus tidak akan dihilangkan.

"Saya pikir banyak negara harus mengambil tindakan berdasarkan mekanisme intervensi yang ditemukan oleh Tiongkok."

Video para pekerja medis di Wuhan, Cina, saat melepas masker menjadi viral.
Video para pekerja medis di Wuhan, Cina, saat melepas masker menjadi viral. (Twitter.com/@redfishstream)

Baca: Virus Corona Mewabah, Chika Jessica Bagikan Masker Gratis di Tanah Abang

"Kontrol hulu adalah cara kuno tetapi efektif," kata Zhong dalam konferensi pers, Rabu (18/3/2020), melansir dari South China Morning Post.

Menurut Zhong, ada empat hal yang penting dalam pengendalian virus Covid-19.

"Poin inti adalah empat dini yaitu pencegahan dini, deteksi dini, diagnosis dini, dan karantina dini," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Kematian global akibat penyakit mematikan ini juga mencapai 8.000, yang sebagian besar berasal dari Tiongkok.

Lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia kini telah terinfeksi oleh virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pusat pandemi kini telah pindah ke Eropa.

Jumlah kasus di Italia dan negara-negara lain di benua itu melonjak.

Suasana di distrik Porta Nuova yang sepi di Milan pada 12 Maret 2020, ketika Italia menutup semua toko kecuali apotek dan toko makanan dalam upaya putus asa untuk menghentikan penyebaran virus corona yang telah menewaskan 827 di negara itu hanya dalam waktu singkat. dua minggu.
Suasana di distrik Porta Nuova yang sepi di Milan pada 12 Maret 2020, ketika Italia menutup semua toko kecuali apotek dan toko makanan dalam upaya putus asa untuk menghentikan penyebaran virus corona yang telah menewaskan 827 di negara itu hanya dalam waktu singkat. dua minggu. (Miguel MEDINA / AFP)

"Sekarang Eropa sedang mengalami gelombang pertama wabah. Jumlah kasus yang dikonfirmasi masih akan bertambah."

"Saya sarankan mereka mengambil langkah-langkah yang lebih kuat untuk bertahan."

"Mereka harus menguji dan mengarantina keluarga, tidak melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, jangan menunggu sampai gejala muncul," kata Zhong.

Zhong juga mengatakan, China telah 'membayar' harga tinggi dalam pengendalian wabah corona.

"Saya tidak mengatakan cara (China) adalah satu-satunya cara atau cara terbaik."

"Situasi bervariasi dari satu negara ke negara. China telah 'membayar' harga tinggi pada ekonomi, untuk membuat masyarakat menjadi sehat," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas