Bupati Karawang Sempat Ikut Kongres Demokrat, Andi Arief : Semua Kader Diwajibkan Periksa Corona
Cellica merupakan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, turut hadir dalam Kongres ke V partai berlambang bintang Mercy itu pada 15 Maret
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Karawang Cellica Nurrachdiana dinyatakan positif virus corona atau covid-19.
Cellica merupakan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, turut hadir dalam Kongres ke V partai berlambang bintang Mercy itu pada 15 Maret 2020 di Jakarta Conventin Center (JCC), Jakarta.
"Setelah Ibu Cellica dinyatakan positif covid-19, semua kader (Demokrat) yang berinteraksi (dengan Cellica) diwajibkan memeriksakan diri," ujar politikus Demokrat Andi Arief kepada wartawan, Jakarta, Rabu (24/3/2020).
Baca: Virus Corona Bikin Penumpang MRT Turun Drastis, di Akhir Pekan Cuma 5.000-an Orang
Baca: Nadiem Makarim & Komisi X DPR Sepakat UN Ditiadakan karena Corona, Beri Opsi Ini untuk Gantinya
Berdasarkan informasi, kata Andi, pada 9 Maret 2020 Cellica menghadiri acara Musyawarah Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Musda Hipmi) dan diduga mulai tertular pada acara tersebut.
"Pada 15 Maret, Ibu Cellica hadir Kongres Demokrat sebagai pimpinan sidang bersama beberapa pengurus Demokrat lainnya, seperti Bapak Mangindaan, Bapak Syarif Hasan, Mas Ibas, dan Beni K. Harman," tutur mantan Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat itu.
Menurut Andi, hingga sampai hari ini atau 11 hari setelah Kongres Demokrat berlangsung, Partai Demokrat belum mendapatkan laporan khusus tentang kader yang tertular covid-19.
Baca: Pertamina Lakukan Disinfektasi di Ring I Integrated Terminal Surabaya
"Mudah-mudahan seluruh kader dalam keadaan sehat dan paling penting segera periksa di rumah sakit yang ditunjuk sesuai arahan Ketua Umum Agus Harmurti Yudhoyono kemarin," papar Andi.
Di sisi lain, Andi menyebut pelaksaan Kongres Demokrat kemarin telah menjalankan protokol virus corona yang telah ditetapkan.
"Kami menggunakan standar para dokter yang ditunjuk, sesuai standar operasional prosedur yang ada dan dalam pengawasan Dinkes/Pemda DKI Jakarta. Tidak ada sentuhan tangan," papar Andi.
"Bahkan sebelumnya, ada pemeriksaan ketat suhu dan melakukan cuci tangan berulang kali sesuai standar," sambungnya.
