Cerita Seorang Ibu Berbagi Pengalaman Cara Mengatasi Gejala Virus Corona pada Anak
Bukan hanya di Indonesia, jumlah kasus infeksi virus corona masih terus mengalami peningkatan di berbagai negara.
Editor: Hasanudin Aco
Ketika suhu Gruff mencapai 39 derajat, Laura mencoba mengajukan permintaan pada teman-temannya di Facebook untuk mengirimkan termometer baru, mereka juga mempertanyakan apakah mungkin termometernya rusak karena angka yang muncul sangat tinggi.
Laura memerhatikan bahwa Gruff mulai mengalami suhu tinggi, menggigil, tubuhnya sakit, dan batuk ringan.
“Gruff menangis seperti orang kesakitan dan tidak dapat ditenangkan, sehingga kami menghubungi dokter umum yang sedang libur dan ia menyarankan kami untuk pergi ke rumah sakit,” kata Laura.
Tak hanya itu, Gruff juga menderita diare berdarah - yang oleh beberapa petugas medis disebut sebagai gejala lain dari Covid-19.
Laura dan suaminya membawa Gruff ke Rumah Sakit Universitas Wales di Cardiff. Gruff kemudian dirawat di pusat penanganan virus corona yang didirikan di Rumah Sakit Anak Noah’s Ark.
“Staf di sana luar biasa dan Gruff diperiksa oleh seorang dokter yang sangat baik di balik pelindung wajah dan masker,” ujar Laura.
"Dia memberi tahu kami bahwa putra kami memiliki semua tanda klasik penyakit Covid-19. Kami kemudian disuruh pulang, merawatnya di rumah, dan mengasingkan diri selama dua minggu.”
"Sekarang, pasanganku dan Gruff tampaknya telah sama-sama melalalui kondisi terburuk."
Cobaan mengerikan yang dialami Laura dapat menjadi peringatan bagi orangtua lain untuk memperhatikan tanda-tanda tidak biasa pada bayi, termasuk batuk kering, suhu tinggi, diare berdarah, kedinginan, dan tubuh yang terasa sakit.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, NHS mengingatkan untuk selalu cuci tangan, menggunakan gel pembersih tangan saat tidak ada air dan sabun, tutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan baju saat batuk dan bersin, segera masukkan tisu bekas ke tempat sampah, serta hindari kontak dekat dengan orang yang memiliki gejala virus corona.