Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terima 100.000 Alat Rapid Test, Pemprov DKI: Fokus Untuk ODP yang Kontak Erat Dengan Pasien Positif

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti membenarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerima 100 ribu pis alat rapid test.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Terima 100.000 Alat Rapid Test, Pemprov DKI: Fokus Untuk ODP yang Kontak Erat Dengan Pasien Positif
Danang Triatmojo
Kepala Dinkes DKI Widyastuti 

‎Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti membenarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerima 100 ribu pis alat rapid test corona.

Alat tersebut diterima dari Gugus Tugas Nasional Covid-19, Senin (23/3/2020) malam.

"Saat ini, kemarin tim BPBD menerima sebanyak 100 ribu pis untuk rapid test," Kata Widyastuti di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (24/3/2020).

Saat ini tim Gugus Tugas Covid-19 DKI Jakarta sedang memproses dan membuat standard operational pocedure (SOP) terhadap penggunaannya.

Baca: Bersama Melawan Covid-19 bank bjb Salurkan Bantuan Melalui Jabar Quick Response

Hal ini dilakukan lantaran jumlah alat rapid test yang diberikan tak sesuai dengan jumlah penduduk di Jakarta.

Karenanya Pemprov DKI harus memprioritaskan kepentingan rapid test kepada mereka yang punya kriteria tertentu.

Berita Rekomendasi

"Kita sedang bikin SOP-nya karena jumlahnya dibanding penduduk DKI kan tentunya harus proporsional," ungkap dia.

Kriteria dimaksud adalah mereka yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan punya kontak erat dengan mereka yang terkonfirmasi positif.

Baca: Ruben Onsu Blak-blakan Cerita Momen Bersama Betrand Peto: Tersinggung Dong, Kenapa Sih Kena Mulu?

Widyastuti menjelaskan jika dilakukan tracing atau penelusuran terhadap satu pasien positif, akan didapat banyak orang berkontak erat dengan orang terkonfirmasi itu.

Adapun nantinya, 100 ribu alat rapid test ini akan didistribusikan ke fasilitas kesehatan baik itu rumah sakit maupun tingkat puskesmas.

"Sekali lagi dalam rangka ODP yang kontak erat. Kita tahu bahwa satu kontak positif kalau kita tracing kontak bisa mempunyai hubungan dengan kasus positif itu banyak. Nah yang kita fokuskan itu adalah kasus kontak erat dengan kasus positif," ujar dia.

Kasus Virus Corona di Indonesia: 686 Positif Covid-19, 30 Sembuh, dan 55 Orang Meninggal

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Achmad Yurianto menyebut mengunkap perkembang terbaru data pasien yang meninggal dunia akibat virus corona.

Achmad Yurianto menyebut hingga Selasa (24/3/2020) siang ada tambahan 7 orang pasien positif virus corona atau Covid-19 yang meninggal dunia.

Sehingga, total pasien positif virus corona di Indonesia yang meninggal dunia hingga saat ini sebanyak 55 orang.

Baca: Bayi 1,5 Tahun Ditemukan Tewas di Kota Xiaogan yang Di-lockdown Pemerintah, Diduga karena Kelaparan

"Kemudian ada penambahan kasus meninggal 7 orang sehingag total 55 orang meninggal," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (24/3/2020).

Acmad Yurianto pun menjelaskan pasien yang meninggal dunia tersebut tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

Ia menambahkan, tak ada penambahan pasien sembuh virus corona.

Sehingga totalnya masih 30 orang.

"Kemudian tidak ada penambahan kasus sembuh, 30. Namun ada beberapa yang sudah sekali diperiksa spesimen negatif, kita tunggu besok," tambahnya.

Baca: Menhan Prabowo Serahkan Bantuan APD dan Rapid Test Rp 7 Miliar ke Gugus Tugas Covid-19

Achmad Yurianto mengupdate pasien positif virus corona (Covid-19) hingga saat ini totalnya ada 686 pasien.

Yurianto mengatakan, terdapat penambahan jumlah pasien positif sebanyak 107 orang.

"Ada penambahan kasus baru sebanyak 107 kasus, sehingga total kasus pada hari ini menjadi 686 kasus," kata Yurianto.

Gejala Virus Corona

Lantaran corona sudah menjadi wabah, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari.

Tak lain agar kita bisa mendapat penanganan yang benar dan tak menulari orang lain jika benar-benar positif virus corona.

Berikut gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari dailymail.co.uk, Rabu (18/3/2020):

Hari 1:

Pasien akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Sebagian kecil dari mereka mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

Hari 5:

Pasien mengalami kesulitan bernapas atau yang dikenal sebagai dispnea.

Terlebih bagi pasien yang berusia lanjut atau telah memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.

Hari 7:

Pada hari ke-tujuh, pasien menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.

Ini adalah waktu rata-rata pasien dirawat di rumah sakit.

Pasien yang memiliki tanda peringatan darurat untuk COVID-19 seperti nyeri yang terus-menerus, napas pendek dan bibir atau wajah kebiruan, harus mendapatkan perawatan medis.

Baca: UPDATE Corona di Dunia, Pasien Positif Covid-19 Capai 219.345

Dalam studi lain, pada hari ke-7, gejala yang dialami sebagian besar pasien - sekitar 85 persen - mulai berkurang.

Mereka bisa saja keluar dari isolasi.

Bila Anda tinggal bersama orang lain atau satu dari mereka memiliki gejala virus corona, maka semua anggota rumah harus tinggal di rumah.

Mereka tidak boleh meninggalkan rumah selama 14 hari.

Periode 14 hari dimulai dari hari saat orang pertama dirawat di rumah sakit.

Hari 8:

Pasien dengan kasus yang parah akan mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.

Paru-paru tidak dapat memberikan oksigen yang cukup bagi organ vital di tubuh.

Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.

Hari 10:

Pasien dengan masalah pernapasan yang memburuk akan dimasukkan ke unit perawatan intensif alias ICU pada hari ke-10.

Dalam studi kedua di Wuhan, China diketahui, masa perawatan di rumah sakit selama 10 hari.

Hari 12:

Demam cenderung berakhir pada hari ke-10, demikian menurut studi di Wuhan

Durasi rata-rata demam yang merupakan tanda awal COVID-19 sekitar 12 hari.

Namun, kondisi batuk yang terkait dengan penyakit ini bertahan lebih lama.

Pada pasien virus corona yang berhasil sembuh, kesulitan bernapas akan akan berhenti setelah 13 hari.

(Tribunnews.com/Yulis/Wahyu GP/ Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas