32 Unit Hunian Disiapkan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Untuk Ruang Isolasi
32 unit hunian akan disiapkan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakart Pusat, untuk ruang isolasi dan karantina
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 32 unit hunian disiapkan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, untuk ruang isolasi dan karantina bagi pasien yang terpapar virus corona.
Dansatgas Kesehatan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Brigjen TNI Dr Agung H menjelaskan bila saat ini Rumah Sakit Darurat Covid-19 mempunyai 100 tempat tidur perawatan, pelayanan IGD, dan diagnostik.
"Selanjutnya pasien yang dirawat secara intensif ditempatkan di lantai 2 dan tidak intensif di hunian lantai 4 sampai dengan lantai 32, dimana masing-masing lantai terdiri dari 32 unit yang diperuntukkan untuk pasien serta masing-msing unit berisi 2 tempat tidur," ungkap Brigjen TNI Dr Agung H saat memberikan keterangan pers, Jumat (27/3/2020).
Baca: Cara Penularan Covid-19, Peneliti: Terutama Melalui Hidung
Ia mengaku saat ini di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran masih ada kekurangan fasilitas.
Seperti ruangan di Rumah Sakit Darurat tidak ada sarana hiburan, karena belum ada televisi.
"Namun, pihak Kogasgabpad di RSD Wisma Atlet Kemayoran Jakarta sudah menyediakan jaringan wifi untuk self assesment pasien dengan cara mendownlod aplikasi yang disediakan Kemenkes, " katanya.
Lebih lanjut Brigjen TNI Agung menjelaskan mengenai update jumlah pasien Covid-19.
Baca: UPDATE Terbaru Kasus Virus Corona di Indonesia Jumat 27 Maret 2020: 1.046 Terkonfirmasi
Menurutnya hingga saat ini yang mengunjungi Rumah Sakit Darurat CCovid-19 sebanyak 342 orang.
Dari jumlah tersebut yang menjalani isolasib atau karantina sebanyak 274 orang dan yang sudah dirujuk ke RS lain karena keadaan sakit sedang sampai berat ada 4 orang.
Sampai dengan saat ini belum ada pasien yang diizinkan pulang.
Untuk izin kepulangan pasien harus mendapat persetujuan dari Dokter Spesialis Paru.
Baca: Cerita Para Petugas yang Makamkan Korban Corona di TPU Tegal Alur
Namun, apabila pasien merasa mampu melaksanakan isolasi mandiri di rumahnya, karena alasan dan faktor lain serta pengalaman yang sudah dirasakan cara mengisolasi diri selama di Rumah Sakit Darurat, maka pihak Rumah Sakit Darurat juga memperbolehkan sesuai rekomendasi dari dokter spesialis paru.
"Tentunya harus sesuai ketentuan dan aturan yang sudah diberikan untuk mampu dan sanggup melakukan isolasi secara mandiri," katanya.
Dalam konferensi pers tersebut hadir pula jajaran dokter dari TNI dan Polri, perwakilan dari BUMN sebagai koordinator pelayanan RS, perwakilan dari Kemenkes dan IDPI (Ikatan Dokter Paru Indonesia).
Angka corona di Indonesia capai 1046 kasus
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, terdapat penambahan kasus baru pasien positif virus corona di Indonesia.
Menurut Achmad Yurianto, hingga Jumat (27/3/2020) siang tercatat ada 153 kasus baru virus corona di Indonesia.
Sehingga, total pasien positif virus corona secara akumulatif mencapai 1046 kasus.
Baca: Tak Segera Dapat Tindakan, PDP COVID-19 di Tangerang Meninggal, Sempat Kirimi Pesan Jokowi & Menkes
"Terjadi penambahan kasus yang cukup signifikan juga ada 153 kasus baru yang kita dapatkan, sekali lagi ini menggambarkan bahwa masih ada penularan penyakit ini di tengah masyarakat kita masih ada sumber penyakitnya dan masih ada kontak dekat yang terjadi," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020).
"Sehingga total kasus menjadi 1046 kasus," tambahnya.
Achmad Yurianto menambahkan, terdapat penambahan pasien virus corona yang sembuh sebanyak 11 orang.
Baca: Update Corona di Indonesia: Bertambah 9 Orang, Total 87 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia
Sehingga, total 46 orang sembuh dari Covid-19.
"11 pasien yang sudah dinyatakan sembuh dan pulih pulang sehingga total sembuh adalah 46 orang," ucap Achmad Yurianto.
Baca: Kondisi Terkini Wali Kota Bogor Bima Arya Selama Diisolasi Karena Positif Corona
Ia menambahkan, ada pula penambahan pasien virus corona yang meninggal dunia sebanyak 9 orang.
Sehingga total ada 87 orang meninggal duni akibat virus corona.
"Ada 9 kematian baru pada 24 jam kemarin, sebanyak 9 orang sehingga menjadi 87 orang," katanya.
Cuci tangan pakai sabun lebih efektif
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto terus menyerukan gerakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Satu di antara gerakan pencegahan corona yakni rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Bahkan Yuri sapaan akrab dari Achmad Yurianto ini, menegaskan cuci tangan dengan sabun dapat lebih efektif daripada menggunakan hand sanitizer.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Gedung BNPB pada Rabu (25/3/2020) sore.
Sebelumnya, Yuri mengatakan terdapat dua upaya penting dalam mencegah tertularnya Covid-19 ini.
Baca: Achmad Yurianto Peringatkan Anak Muda terkait Virus Corona, Jadi Golongan yang Membahayakan?
“Dua hal yang ingin saya sampaikan di dalam upaya kita untuk mencegah penyakit ini, artinya berpikir jangan sampai sakit,” tegasnya yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Rabu (25/3/2020).
Pertama, kata Yuri yakni masyarakat harus melakukan pembatasan jarak fisik sehari-hari termasuk di dalam rumah.
“Yang pertama jaga jarak dalam melakukan kontak sosial,” ujar Yuri.
“Bukan hanya saat berada di luar rumah, melainkan di dalam rumah juga upayakan untuk bisa menjaga jarak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Yuri menyebut hal kedua yakni rajin mencuci tangan dengan sabun.
Baca: UPDATE 25 Maret: Bertambah 3 Orang, Pasien Virus Corona Yang Meninggal Dunia 58 Orang
“Kemudian adalah gunakan masker, dan yang paling penting adalah cuci tangan,” kata Yuri.
Ia menegaskan sabun dapat lebih efektif mencegah Covid-19 daripada menggunakan hand sanitizer.
“Cuci tangan pakai sabun, tidak harus hand sanitizer,” ungkapnya.
“Jauh lebih efektif menggunakan sabun dibanding dengan menggunakan hand sanitizer,” imbuhnya,
Karena dengan sabun akan menggunakan air yang mengalir, dan bisa membasuh seluruh celah-celah kuku dan sebagainya dengan baik.
“Sementara, hand sanitizer yang mungkin hanya telapaknya saja yang bisa dibersihkan punggung tangan dan sela-sela lebih sering tidak,” jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)