Kontroversi Kebijakan Wali Kota Tegal Cegah Corona, Ganjar Pranowo: Hati-hati dengan Kata Lockdown
Kontrovesi Kebijakan Wali Kota Tegal Cegah Corona, Ganjar Pranowo: Hati-hati dengan kata Lockdown
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono mengambil langkah untuk memutus rantai penyebaran virus corona didaerahnya.
Salah satu langkah yang ditempuhnya dengan menutup akses masuk ke daerah Tegal.
Hal ini didasari oleh terdapat 1 orang PDP meninggal dunia, dan 1 positif Covid-19 di Kota Tegal.
Baca: Bantahan Ganjar soal Tegal Lockdown: Beritanya Tak Seseram yang Muncul di Media
Baca: Setelah Tegal, Tambun dan Cibitung Dikabarkan Di-Lockdown, Ini Penjelasan Kapolres
Dikutip dari laman Kompas.com, Dedy mengatakan, kebijakan yang diambil tersebut akan resmi diberlakukan mulai 30 Maret hingga 30 Juli 2020.
Seluruh akses masuk daerahnya itu tidak lagi ditutup menggunakan water barrier seperti yang diterapkan di sejumlah titik sebelumnya.
Ia akan menggunakan beton movable concrete barrier (MBC).
Selain pemblokiran jalan, ia juga akan melakukan pemadaman lampu pada ruas ruas jalan protokol seluruh kota di malam hari juga akan diberlakukan selama kebijakan itu dijalankan.
Dedy menyadari bahwa kebijakan yang diambil tersebut akan menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Meski demikian, pihaknya berharap masyarakat dapat memahami kebijakan tersebut.
Baca: Ada Warganya Terinfeksi Corona, Tegal Lokal Lockdown 4 Bulan, Sejumlah Tempat Diportal dengan Beton
Baca: Tegal Local Lockdown 4 Bulan, Wali Kota Siap Dibenci Hingga Akses Masuk Kota Ditutup Beton
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta agar para pemimpin daerah berhati-hati dalam menyikapi persoalan virus corona.
Ganjar mendukung upaya isolasi terbatas yang dilakukan oleh Pemkot Tegal
Namun dirinya meminta agar para pemimpin daerah tidak menggunakan istilah lockdown.
Hal ini dapat membuat keresahan bagi masyarakat.
"Harus hati-hati betul kalau pakai kata-kata lockdown. Wartawan pasti suka dengan istilah ini. Jadi tambah rame gitu kan," jelas Ganjar di Semarang, Jumat (27/3/2020) yang dikutip dari Kompas.com.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan status Kota Tegal sebenarnya bukan lockdown, tapi hanya isolasi terbatas.
"Saya sudah klarifikasi, sudah ada penjelasan soal itu. Intinya itu bukan lockdown, hanya isolasi terbatas agar masyarakat tidak bergerak bebas. Sampai tingkat itu saja," jelas Ganjar.
Menurut Ganjar, bahwa yang terjadi di Tegal tidak seseram seperti yang diberitakan.
Dirinya sudah konfirmasi langsung kepada Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono melalui Wakilnya terkait keputusan yang diambil.
"Saya sudah komunikasi dengan Wakil Wali Kota, saya telepon Wali Kota nampaknya masih sibuk. Sudah ada penjelasan niatnya ternyata baik. Karena di Tegal sudah ada yang positif corona setelah pergi dari Jakarta naik kereta ke Tegal," jelasnya.
Baca: Fakta-fakta Tegal Dikabarkan Local Lockdown Corona, Statemen Wali Kota & Gubernur
Baca: Ada Isolasi di Tegal, Sopir Bus Mengeluh Nggak Dapat Penumpang, Bus Batal Berangkat
Berdasarkan update terbaru jumlah pasien corona pada Jumat (27/3/2020), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Achmad Yurianto menyebut pasien positif virus corona yang meninggal dunia bertambah 9 orang.
Total pasien positif virus corona yang meninggal dunia di Indonesia sebanyak 87 orang.
"Ada 9 kematian baru pada 24 jam kemarin, sebanyak sembilan orang sehingga menjadi 87 orang," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020).
Acmad Yurianto pun mengungkap ada penambahan pasien virus corona yang sembuh sebanyak 11 orang.
Sehingga total ada 46 orang sembuh dari Covid-19.
"11 pasien yang sudah dinyatakan sembuh dan pulih pulang sehingga total sembuh adalah 46 orang," ucap Achmad Yurianto.
Yurianto menambahkan, terdapat penambahan pasien positif virus corona sebanyak 153 kasus.
Sehingga, total pasien positif virus corona secara akumulatif tembus 1046 kasus.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Kompas.com/Riska Farasonalia/Tresno Setiadi)