Pembangunan Fasilitas Observasi Covid-19 di Pulau Galang Terkendala Cuaca Buruk
Pembangunan fasilitas pengendalian infeksi penyakit menular terutama Covid-19 atau virus corona di Pulau Galang terkendala cuaca buruk.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan fasilitas pengendalian infeksi penyakit menular terutama Covid-19 atau virus corona di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau yang ditargetkan selesai pada 28 Maret 2020 pekan lalu terkendala cuaca buruk.
Meski begitu, pembangunan fasilitas tersebut sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo dengan keseluruhan progres konstruksi saat ini sudah mencapai 92%.
"Semula fasilitas ini ditargetkan selesai pada tanggal 28 Maret 2020, namun karena kendala faktor pengiriman barang, termasuk material konstruksi, akibat cuaca buruk, maka target penyelesaian bergeser menjadi tanggal 5 April 2020," dikutip dari keterangan resmi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR pada Senin (30/3/2020).
Baca: Peneliti Sebut Italia Ulangi Kesalahan China dengan Lakukan Karantina di Rumah
Target baru hingga 5 April 2020 tersebut disesuaikan dengan memperhatikan keterlambatan pengiriman material, pemasangan instalasi kesehatan, dan mobilisasi petugas medis.
"Berdasarkan Rapat Koordinasi antara Kementerian PUPR, TNI, Kontraktor BUMN & Konsultan Manajemen Konstruksi pada Minggu 29 Maret 2020 bahwa kelengkapan furniture akan masuk ke fasilitas ex-Sinam mulai Minggu 29 Maret 2020, TNI akan mengelola dan mulai menempatkan petugas medik pada Rabu 1 April 2020," dikutip dari keterangan resmi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR pada Senin (30/3/2020).
Rencananya kapasitas tampung fasilitas observasi tersebut adalah seribu tempat tidur.
Baca: BREAKING NEWS: Pilkada Serentak 2020 Ditunda Akibat Pandemi Corona
Pada tahap I akan dibangun dua gedung bertingkat dua untuk menampung 340 tempat tidur.
Bangunan yang diprioritaskan untuk diselesaikan terlebih dahulu sebanyak 240 tempat tidur untuk orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 100 tempat tidur untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Adapun 340 tempat tidur tersebut merupakan fasilitas observasi non ICU, sedangkan 20 tempat tidur lainnya merupakan fasilitas ICU.
Sedangkan sisanya 640 tempat tidur akan dilaksanakan pembangunan fasilitasnya pada tahap II.
1.414 kasus corona di Indonesia
Kasus covid-19 atau virus corona di Indonesia semakin bertambah.
Data yang dihimpun pemerintah hingga Senin (30/3/2020) pukul 12.00 WIB menyebutkan ada tambahan 129 kasus baru pasien positif corona.
Hal ini menjadikan hingga kini total sudah ada 1.414 kasus pasien positif corona di Indonesia.
Semenatara itu pasien sembuh bertambah 11 orang, sehingga dengan total pasien sembuh berjumlah 75.
Adapun kasus kematian bertambah 8 orang, sehingga total kasus kematian berjumlah 122.
Demikian yang disampaikan juru bicara pemerintah penanganan covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Senin (30/3/2020).
Baca: Pandemi Corona, Ganjar Siapkan Bantuan Rp 1,4 T Bagi Warga Jateng
Ribuan Relawan Mendaftar
Sementara itu dikabarkan setidaknya sudah ada 5.816 orang telah mendaftarkan dirinya sebagai relawan Covid-19 hingga Sabtu (28/3/2020) lalu.
Dari jumlah tersebut, sebanyak mayoritas relawan mendaftarkan diri untuk tenaga non medis yakni 4.008 orang.
Sementara itu untuk relawan medis dan tenaga medis sebanyak 1.808 orang.
“Total relawan yang sudah mendaftar per tanggal 28 Maret 2020 pukul 17.00 WIB sebanyak 5.816 orang,” kata Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) Dandi Prasetia dalam keterangannya di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu (29/3/2020) dilansir covid19.go.id.
Data yang terdaftar menunjukkan para relawan mendaftar dari berbagai wilayah di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat diketahui menjadi daerah terbanyak yang mendaftar yakni mencapai 1.445 orang.
Berikutnya dari wilayah Jawa Timur sebanyak 559 orang, Banten 402 orang dan Jawa Tengah 348 orang.
“Terbanyak kedua dari DKI Jakarta yakni sebanyak 1.384 orang,” katanya.
Sedangkan dari grafik usia, para relawan yang paling banyak mendaftar berasal dari kelompok usia produktif yakni 19-30 tahun sebanyak 2.364 orang laki-laki dan 1.856 orang perempuan.
Kelompok usia terbanyak kedua yakni dari 31 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 636 laki-laki dan 225 perempuan.
Selanjutnya kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 275 laki-laki dan 68 perempuan.
Kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 75 orang laki-laki dan 25 perempuan.
“Kelompok usia di atas 60 tahun juga ada 5 orang laki-laki,” katanya.
Selain itu, terdapat 85 laki-laki dan 48 perempuan yang terdaftar tanpa diketahui informasi mengenai umurnya.
Sebagai informasi, deksrelawan adalah platfrom digital nasional ini diinisiasi oleh BNPB dan dibantu oleh beberapa lembaga relawan kemanusiaan seperti MPBI, Save The Children, RedR Indonesia dan lainnya.
Tujuan dari deksrelawan ini adalah untuk membantu distribusi SDM relawan kepada organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang membutuhkan.
Sebelumnya, Kepala BNPB sekaligus Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo mengatakan tim relawan berperan penting dalam mengatasi wabah virus corona jenis baru tersebut.
“Tim relawan penting bagi kami hari ini karena konsepsi dalam penanganan wabah Covid-19 ini pemerintah tidak mungkin berdiri sendiri,” kata Doni di Gedung BNPB Jakarta, Rabu (25/3/2020).
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)