Ngabalin Sebut Tegal Luar Biasa: Ini yang Dimaksud Pak Jokowi Pembatasan Sosial Berskala Besar
Ali Mochtar Ngabalin sebut Tegal bisa jadi contoh pembatasan sosial berskala besar sesuai dengan perintah Jokowi. Begini mekanismenya.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut kebijakan isolasi wilayah Kota Tegal luar biasa.
Bahkan Ngabalin menyebut kebijakan Kota Tegal itu sudah mencerminkan imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Dilansir Tribunnews.com, hal itu diungkapkan Ngabalin dalam wawancara YouTube Talk Show tvOne, Selasa (31/3/2020).
Awalnya, para narasumber di studio tersambung dengan Wakil Wali Kota Tegal, Jumadi yang menjelaskan soal isolasi wilayah.
Dengan diberlakukannya isolasi wilayah, ini artinya akses keluar masuk ke Tegal sangat dibatasi.
Bahkan akses jalan pun 95 persen sudah ditutup dan hanya membuka jalur utama saja.
Jumadi menyebut hal itu dimaksudkan agar Pemkot melalui aparat yang bertugas bisa mengawasi orang-orang serta barang yang keluar masuk.
Baca: Update Corona 31 Maret Pukul 16.00: Total 787.438 di Dunia, Kematian di Prancis Hampir Susul China
Baca: UPDATE Virus Corona 31 Maret di Indonesia: Total 1.528 Kasus Positif, 136 Meninggal Dunia, 81 Sembuh
"Betul, bahwasannya akses ke Kota Tegal kita batasi, hanya perlu satu akses saja, agar kita bisa mengontrol lalu lintas orang, lalu lintas barang di Kota Tegal," kata Jumadi.
Jumadi menyebut kebijakan Pemkot Tegal ini sebagai bentuk kepatuhan agar program pemerintah pusat berhasil.
"Tujuannya tidak lain tidak bukan untuk mensukseskan program pemerintah pusat, Presiden Jokowi, agar social distancing, physical distancing yang dicanangkan pemerintah pusat berhasil," terang Jumadi.
"Jadi kita batasi aksesnya, kemudian kita kontrol aksesnya," sambungnya.
Jumadi menyebut sikap tegas dari Pemkot Tegal ini menyusul adanya pasien positif corona yang bisa masuk ke kotanya.
Ini berarti pengawasan terhadap orang yang masuk ke Tegal sangat minim.
"Kemarin yang positif virus corona adalah karena, menurut kami, di bandara tidak ketat, di stasiun tidak ketat," kata Jumadi.