Psikolog Imbau Masyarakat Tidak Menolak Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19
Penolakan pemakaman jenazah pasien corona masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Penolakan pemakaman jenazah pasien corona masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Di Tasikmalaya, Jawa Barat, jenazah korban Covid-19 terpaksa harus tertahan di mobil ambulans selama berjam-jam.
Hal tersebut terjadi lantaran pemakamannya ditolak oleh warga.
Kemudian di Sumedang, jenazah seorang profesor yang meninggal dunia setelah terjangkit Covid-19 juga ditolak oleh warga.
Penolakan jenazah korban Covid-19 juga terjadi di Lampung.
Baru-baru ini yang tengah ramai diperbincangkan adalah penolakan jenazah pasien corona di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Terkait dengan hal itu, Psikolog dari Yayasan Praktik Psikolog Indonesia, Adib Setiawan memberikan tanggapannya.
Adib mengatakan, memang sekarang ini kondisi Indonesia tengah dalam bahaya karena Covid-19.
Akibatnya, masyarakat juga mempunyai ketakutan tersendiri.
"Jadi respons-respons masyarakat sepertinya tidak terkendali gitu ya," kata Adib melalui sambungan telepon saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (2/4/2020).
Adib mengatakan, soal pemakaman itu sudah menjadi hak asasi manusia.
Baca: Dikira Meninggal Karena Covid-19, Pemakaman Jenazah Warga Gowa Ini Sempat Ditolak Warga
Sehingga seharusnya tidak ada yang melarang atau menolaknya.
"Kan nggak mungkin juga kalau jumlah kematiannya cuma 1, 2 gitu terus dibikinin makam khusus."
"Kecuali yang meninggal banyak seperti di Amerika Serikat, Iran dan Italia mungkin ada makam khusus," ungkapnya.