Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Psikolog Imbau Masyarakat Tidak Menolak Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19

Penolakan pemakaman jenazah pasien corona masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Psikolog Imbau Masyarakat Tidak Menolak Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19
Tribunjababar.id/M Nandri Prilatama
ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Penolakan pemakaman jenazah pasien corona masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Di Tasikmalaya, Jawa Barat, jenazah korban Covid-19 terpaksa harus tertahan di mobil ambulans selama berjam-jam.

Hal tersebut terjadi lantaran pemakamannya ditolak oleh warga.

Kemudian di Sumedang, jenazah seorang profesor yang meninggal dunia setelah terjangkit Covid-19 juga ditolak oleh warga.

Bupati Banyumas Achmad Husein (tengah) turut membongkar makam pasien positif corona karena ditolak warga di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (1/4/2020).
Bupati Banyumas Achmad Husein (tengah) turut membongkar makam pasien positif corona karena ditolak warga di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (1/4/2020). (KOMPAS.COM/DOK BUPATI BANYUMAS)

Penolakan jenazah korban Covid-19 juga terjadi di Lampung.

Baru-baru ini yang tengah ramai diperbincangkan adalah penolakan jenazah pasien corona di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Terkait dengan hal itu, Psikolog dari Yayasan Praktik Psikolog Indonesia, Adib Setiawan memberikan tanggapannya.

Berita Rekomendasi

Adib mengatakan, memang sekarang ini kondisi Indonesia tengah dalam bahaya karena Covid-19.

Akibatnya, masyarakat juga mempunyai ketakutan tersendiri.

"Jadi respons-respons masyarakat sepertinya tidak terkendali gitu ya," kata Adib melalui sambungan telepon saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (2/4/2020).

Adib mengatakan, soal pemakaman itu sudah menjadi hak asasi manusia.

Baca: Dikira Meninggal Karena Covid-19, Pemakaman Jenazah Warga Gowa Ini Sempat Ditolak Warga

Sehingga seharusnya tidak ada yang melarang atau menolaknya.

"Kan nggak mungkin juga kalau jumlah kematiannya cuma 1, 2 gitu terus dibikinin makam khusus."

"Kecuali yang meninggal banyak seperti di Amerika Serikat, Iran dan Italia mungkin ada makam khusus," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, dalam kasus ini seharusnya pihak berwajib mengambil tindakan untuk mengamankan masyarakat.

"Artinya Polisi dan Tentara, pihak Polsek kalau bisa terjun untuk mengamankan masyarakat."

"Ya kalau dia melarang-larang harus ditindak secara hukum, artinya stabilitas masyarakat kan perlu distabilkan," paparnya.

"Buktinya masyarakat banyak yang takut dan simpang siur tentang info-info," jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa pemakaman pasien Covid-19 sudah sesuai dengan prosedur dan aman.

"Itu kan sudah dikasih disinfektan, sudah dibungkus plastik, tentunya ketika sudah dikubur di tanah itu kan sudah aman nggak bakalan nular," terang Adib.

Ia juga mengimbau kepada tokoh-tokoh masyarakat untuk duduk bersama untuk menangani persoalan ini.

"Tiap daerah itu kan ada Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) ya tentunya mereka harus duduk bareng supaya dalam arti masyarakat tidak bergerak sendiri," terangnya.

Baca: Dr Erlina Jelaskan Alasan Pemakaman Jenazah Virus Corona Dilakukan SOP Ketat, Masih Bisa Menular?

Ia mengatakan dalam hal ini masyarakat harus diberi arahan, sehingga dalam kasus ini pimpinan daerah harus bisa mengelola ini.

"Tentunya perlu sosialisasi tentang prosedur penanganan jenazah yang menderita Covid-19 ini."

"Setelah di sosialisasikan tentunya pihak berwajib bisa mengawal jenazah supaya bisa dimakamkan dengan layak dan baik," ungkapnya.

Kemudian, menurut Adib setelah diberikan sosialisasi, perlu ada ketegasan dari aparat pemerintah sehingga tidak ada gejolak di masyarakat.

Ia menambahkan, bahwa dalam situasi sekarang ini seharusnya semua orang bersatu.

"Masyarakat ke depan perlu dilatih, perlu dapat mitigasi bahwa bagaimana sih penanganan-penganan wabah menular dan sebagainya masyarakat perlu diberikan pemahaman," ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mematuhi anjuran-anjuran yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Kalau menurut saya, masyarakat seharusnya tenang, toh juga yang penting tidak melayat kalau benar pasien corona."

"Biar ditangani petugas medis karena mereka pakai APD tapi ya jangan juga menolak," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas