Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Perawat Pasien Covid-19: Kekurangan APD hingga Buat Grup WhatsApp, Pasien Bisa Curhat

Berikut ini cerita perawat pasien covid-19 di Kediri, kekurangan APD hingga buat grup WhatsApp, pasien bisa curhat.

Editor: Miftah
zoom-in Cerita Perawat Pasien Covid-19: Kekurangan APD hingga Buat Grup WhatsApp, Pasien Bisa Curhat
ANDREAS SOLARO / AFP
Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. 

TRIBUNNEWS.COM - Kota Kediri sudah masuk zona merah pandemi Corona (Covid 19).

Sehingga sudah banyak hiruk pikuk penanganan wabah pandemi Corona di RSUD Gambiran 2 yang merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid 19.

Di tengah hiruk pikuk penanganan pandemi Corona, ada tenaga medis yang bekerja dalam senyap. Dengan memakai pakaian perlindungan diri sejumlah petugas medis RSUD Gambiran 2 Kota Kediri mempertaruhkan keselamatannya demi merawat pasien penyakit menular.

Para petugas medis ini yang menangani pasien secara langsung di ruang isolasi, dengan resiko paling tinggi terpapar virus Corona yang mematikan.

Minarsih (47), salah satu perawat ruang isolasi menyebutkan, tidak semua perawat mau ditempatkan di ruang isolasi karena resikonya yang tinggi.

Sejak wabah corona melanda Kota Kediri, RSUD Gambiran membentuk tim dan sarana perawatan pasien yang terpapar penyakit. Minarsih salah satunya anggota tim.

Sebelum wabah merebak, Minarsih bertugas di bagian Pengendalian Pencegahan Infeksi (PPI).

Berita Rekomendasi

Selanjutnya dipindahkan ke bagian isolasi pasien penyakit menular untuk membantu penanggulangan Covid-19.

Banyak rekannya yang menolak tugas tersebut, namun Minarsih justru menerima. Sebagai seorang perawat, dia mengaku tak boleh menolak tugas kemanusiaan apapun resikonya, termasuk kemungkinan terpapar virus mematikan dari pasien yang dirawatnya.

Baca: Korban PHK akibat Corona Bakal Terima Insentif Rp 3.550.000 Selama Menjalani Program Kartu Prakerja

Baca: Indra Sjafri Lelang Jaket Timnas Demi Galang Dana Lawan Virus Corona

Baca: Update Corona 5 April 2020: Jumlah Kasus Aktif di Indonesia Lebih Banyak daripada China

Menurut Minarsih, tugas yang diemban ini tak sebanding dengan penderitaan dan ketakutan pasien yang terindikasi Corona.

“Setiap kali pasien dimasukkan ruang isolasi, wajah mereka sangat tegang dan depresi. Bahkan ada yang nyaris bunuh diri karena stres,” ungkapnya, Jumat (3/4/2020).

Sehingga peran Minarsih dan tenaga medis di ruang isolasi sangat dibutuhkan. Setiap hari mereka membangun komunikasi dan membangkitkan semangat pasien untuk sembuh.

Namun ironisnya, tugas berat itu tak diimbangi dengan pemenuhan alat perlindungan diri (APD) yang mereka pakai.

Padahal setiap saat Minarsih dan teman-temannya berpotensi terpapar virus Corona saat berinteraksi di ruang isolasi.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas