Dokter Prediksi Korban Corona Ada Belasan Ribu di Akhir April: Kalau Keluarga Belum Kena Belum Kapok
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam memprediksi, korban virus corona di Indonesia bisa mencapai angka belasan ribu di akhir April 2020.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof. dr. Ari Fahrial Syam memprediksi, korban virus corona di Indonesia bisa mencapai angka belasan ribu di akhir April 2020.
Ari menyebutkan beberapa alasan, termasuk sikap banyak masyarakat Indonesia yang masih menyepelekan bahayanya virus corona.
Sebagian besar masyarakat dianggap baru bisa patuh pada imbauan pemerintah jika orang di sekitarnya sudah ada yang terinfeksi corona.
Dilansir Tribunnews.com, hal ini disampaikan Ari dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (7/4/2020).
Jumlah kasus corona di Indonesia memang naik drastis dalam seminggu terakhir ini.
Ari menyebut peningkatan terjadi hingga 150 persen dalam satu minggu.
Baca: UPDATE Corona Global Rabu, 8 April Pagi: 1,4 Juta Orang Terinfeksi, Kasus di Amerika Tembus 400 Ribu
Baca: Ganjar Pranowo Siapkan Aplikasi Siaga Mudik bagi Pemudik Jawa Tengah: Jangan Pulang Kampung Dulu!
"Saya terima kasih tadi Bang Karni men-stress-kan bahwa berarti di dalam satu minggu ini terjadi peningkatan 150 persen," kata Ari.
Jika sampai presentase itu stabil atau semakin meningkat, maka bukan tidak mungkin jumlah korban corona mencapai belasan ribu di akhir April.
"Jadi kalau hitung-hitung terus ini terjadi, memang yang terjadi adalah eksponensial, maka kita bisa bilang di akhir April ini belasan ribu yang akan positif," ujar Ari.
Peningkatan akan terus terjadi, di antaranya jika masyarakat masih banyak yang menyepelekan corona.
Menurut Ari, masih banyak orang yang belum merasa khawatir soal bahaya corona lantaran virus ini tidak terlihat dengan mata telanjang.
"Ini kalau tidak ada upaya-upaya bagaimana eksponensial ini bisa kita flat-kan, kita usaha ke situ," ungkap Ari.
"Sebagian masyarakat itu tahu sebenarnya bahwa virus itu ada di mana-mana bahkan ada yang bilang 'Kan virusnya enggak kelihatan'," tuturnya.
Baca: Kapolri Minta Jajarannya Memperlancar dan Awasi Pasokan Alat kesehatan
Baca: Kronologi 73 Jemaah Tabligh Positif Corona, Bermula Tanggal 26 Maret Diisolasi ke RS Wisma Atlet
Ari mengungkap banyak orang yang hanya bisa kapok jika anggota keluarga mereka sudah ada yang positif corona.
"Nah ini memang sekali lagi saya bilang, kalau tidak ada anggota keluarganya yang kena, kapok tuh kurang, belum kapok," ujar Ari.
Ari kemudian menceritakan penuturan pasiennya di mana warga kampung mulai patuh physical distancing setelah ada warga yang positif.
"Saya ambil contoh ada pasien saya cerita 'Dok, saya tinggal di belakang rumah pasien yang positif, sekampung itu sepi'," kata Ari.
"Karena rasa takutnya itu tadi, karena sudah ada yang kena," sambungnya.
Selain masalah sikap masyarakat yang tidak disiplin, Ari menyebut faktor lain penambahan jumlah korban, yakni ketidaksiapan rumah sakit.
Rumah sakit yang menjadi rujukan corona di Indonesia dinilai tidak mencukupi untuk menampung seluruh pasien positif.
"Kita coba men-trace, apa sih masalahnya kenapa kok banyak yang meninggal, ternyata pertama adalah rumah sakit tidak siap," ungkap Ari.
Baca: Bella Shofie Pasang Foto Pakai Topi Anti Corona, Seperti Ini Lo Bentuknya
Baca: Jakarta Resmi Berlakukan PSBB Mulai Jumat, 10 April 2020
Akibat ketidaksiapan rumah sakit, pasien pun terlambat ditangani sehingga kondisi semakin parah dan rentan meninggal dunia.
"Dalam arti kata kapasitas rumah sakit tidak siap, jadi pasien itu datang dalam keadaan terlambat," kata Ari.
"Kita juga dengar cerita bahwa ada pasien karena rumah sakit rujukan penuh, akhirnya pindah-pindah dan akhirnya pada saat dapat (rumah sakit) sudah harus (pakai) ventilator," paparnya.
Diketahui, jumlah kasus positif di Indonesia bertambah 247 sehingga menjadi 2.738 per Selasa (7/4/2020).
2.313 dirawat, kemudian 221 meninggal dunia, dan 204 dinyatakan sembuh.
Berikut video lengkapnya:
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)