Singapura Tertib Stay at Home Tangkal Covid-19, Jalanan dan Mal Sepi
Akibatnya, jalanan pusat perkotaan hingga pusat perbelanjaan sepi bak kota mati.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dalam pidatonya Jumat (3/4/2020) sore, menyebut pemerintah akan melakukan upaya "circuit breaker" baru guna memutus rantai penyebaran pandemi.
Beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah yakni dengan menutup beberapa kantor yang tidak begitu penting mulai 7 April, dan menerapkan pembelajaran sekolah di rumah mulai 8 April.
Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka.
PM Lee mengimbau agar warga tetap tinggal di rumah serta tidak makan ditempat jika membeli makan di restoran.
Menyikapi pidato PM Lee tersebut, pemerintah Indonesia melalalui Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Singapura, Ngurah Swajaya mengimbau kepada WNI agar lebih disiplin tetap tinggal di rumah.
Ngurah menjelaskan, Singapura telah memasuki fase ketiga penyebaran Covid-19 setelah fase Wuhan, community transmission, dan imported cases.
Dua minggu terakhir, kasus yang ditemukan kebanyakan merupakan imported cases yang didapat dari warga Singapura yang baru pulang ke Singapura.
"Dalam dua minggu terakhir ketika warga negara Siangapura pulang ke Siangapura, itu majority dari kasus-kasus baru adalah imported cases," ungkap Ngurah saat berbicara di Kompas TV, Jumat (3/4/2020) malam.
Dari temuan imported cases tersebut, pemerintah Singapura melakukan tindakan swab tes terhadap orang yang tiba dari negara tertentu dan dilakukan karantina.
"Mereka mewajibkan begitu masuk langsung dilakukan swab tes, dan juga karantina dilakukan di tempat yang ditentukan oleh pemerintah," terangnya.
Namun demikian, pemerintah Singapura juga menyadari interaksi lokal warga Singapura telah terjadi dan menyebabkan peningkatkan kasus positif dari community transmission.
"Oleh karena itu dalam rangka mencegah community transmission maka langkah yang ketat sekarang diberlakukan, kantor ditutup, yang tidak essensial juga ditutup," terangnya.
Ngurah Swajaya mengatakan saat ini ada sekitar 120 ribu pekerja migran WNI yang berada di Singapura.
Ia mengimbau kepada pekerja migran tersebut agar tak banyak keluar ketika libur bekerja.