Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bagaimana Orang yang Terinfeksi Virus Corona Tapi Tak Menunjukkan Gejala? Simak Penjelasan Ahli

Orang tanpa gejala (OTG) belakangan ini muncul pada mereka yang terinfeksi virus corona. Bagaimana bisa terjadi? Yuk simak penjelasan ahli.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Bagaimana Orang yang Terinfeksi Virus Corona Tapi Tak Menunjukkan Gejala? Simak Penjelasan Ahli
pixabay.com/iXimus
Gejala Awal Infeksi Virus Corona Hari per Hari, Lakukan Langkah Tepat Jika Alami Gejala Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Orang tanpa gejala (OTG) belakangan ini muncul pada mereka yang terinfeksi virus corona. Bagaimana bisa terjadi? Yuk simak penjelasan ahli.

Pada awal kemunculan wabah virus corona, SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 di Wuhan, China, gejala-gejala yang terjadi pada pasien yang terinfeksi sangat jelas sekali.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, gejala-gejala awal yang harus dicurigai adalah demam tinggi di atas suhu 38,5 derajat celcius, batuk dan sesak napas.

Namun, saat ini sudah banyak terjadi perubahan gejala pada orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Seseorang yang terinfeksi bisa mengalami gejala yang lebih berat atau malah tidak bergejala sama sekali yang disebut asimtomatik atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

Baca: Provinsi Kepri Waspadai Covid-19 Tanpa Gejala, Hari Ini 1 Orang Meninggal

Baca: Derai Air Mata Mutia Ayu di Makam Glenn Fredly, Minta Doa Terbaik untuk Ayah Gewa

Wali Kota Semarang menginformasikan peningkatan pergerakan masyarakat, dari DKI Jakarta menuju ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui jalur darat, Minggu (4/5/2020). Meskipun ada pengecekan suhu tubuh pada beberapa posko kesehatan di sepanjang jalur yang dilewati, Wali Kota mengingatkan COVID-19 dapat dibawa seseorang tanpa gejala.
Wali Kota Semarang menginformasikan peningkatan pergerakan masyarakat, dari DKI Jakarta menuju ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui jalur darat, Minggu (4/5/2020). Meskipun ada pengecekan suhu tubuh pada beberapa posko kesehatan di sepanjang jalur yang dilewati, Wali Kota mengingatkan COVID-19 dapat dibawa seseorang tanpa gejala. (Pemkot Semarang)

Lantas, bagaimana seseorang bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan tidak menunjukkan adanya gejala pada tubuh?

Menjawab hal itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, menjelaskan bahwa interaksi antara manusia sebagai host dengan virus sebagai agent memang kompleks.

BERITA REKOMENDASI

"Berat (atau) ringan gejala bisa dipengaruhi faktor host (sistem imun manusia) dan faktor agent (virulensi) atau gabungan keduanya," kata Panji kepada kompas.com, Kamis (9/4/2020).

Fenomena infeksi asimtomatik, kata dia, bukan hanya terjadi pada Covid-19 saja, tetapi juga pada kebanyakan atau mungkin semua jenis penyakit infeksi.

Imunitas selalu disebutkan sebagai garda terdepan tubuh dalam melawan semua jenis kuman asing yang memasuki tubuh manusia.

Baca: Selama PSBB di Jakarta, Pemotor Wajib Pakai Masker dan Sarung Tangan

Baca: PT KAI Daop I Hanya Operasikan 7 Kereta Api Jarak Jauh Selama PSBB di Jakarta

Jika imunitas seseorang lemah, maka reaksi atau respons berupa gejala yang dimunculkan oleh tubuh juga akan lebih berat. Begitu pun sebaliknya.

Namun, jika hanya dilihat dari faktor agent saja, belum diketahui secara pasti apakah perubahan gejala menjadi asimtomatik atau parah adalah pengaruh mutasi pada virus penyebab Covid-19.


"Setidaknya secara teori (bisa jadi ada mutasi). Tapi sampai sekarang belum ada bukti kuat kalau keparahan penyakit disebabkan oleh mutasi virus," ujar dia.

Panji menekankan bahwa sebenarnya yang menjadi masalah utama bukanlah asimtomatik atau tidak, tetapi apakah orang yang asimtomatik ini menjadi sumber penularan atau tidak.

Ada dugaan kuat bahwa orang tanpa gejala atau asimtomatik masih dapat menularkan virus SARS-CoV-2 yang ada pada tubuhnya ke orang lain di sekitarnya tanpa disadari.

"Ini sangat merepotkan, karena sumber penularan jadi sulit teridentifikasi dan diisolasi," tutur dia.

Sebaliknya, antibodi dari tubuh OTG atau pasien yang sembuh memang bisa dipelajari untuk membuat serum bagi pasien dengan gejala, tetapi masih membutuhkan kajian dan penelitian lebih lanjut.

"Penggunaan plasma orang yang sudah sembuh memang bisa digunakan untuk kasus-kasus berat. Makanya, hanya digunakan untuk pasien-pasien kritis," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terinfeksi Virus Corona tapi Tak Bergejala, Kok Bisa? Ini Penjelasan Ahli",
Penulis : Ellyvon Pranita

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas