Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti Jerman Ungkap Alasan Covid-19 Mudah Menular: Virus Bertumbuh Cepat di Tenggorokan

Para peneliti di Jerman mengungkap virus corona baru atau Covid-19 dapat dengan cepat mereplikasi diri di dalam tenggorokan seseorang.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Peneliti Jerman Ungkap Alasan Covid-19 Mudah Menular: Virus Bertumbuh Cepat di Tenggorokan
ERIN BOLLING / US ARMY / AFP
ILUSTRASI - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti di Jerman mengungkap virus corona atau Covid-19 dapat dengan cepat mereplikasi diri di dalam tenggorokan seseorang.

Hal itu membuat penyakit Covid-19 lebih mudah ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Terlebih jika dibandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

South China Morning Post mengabarkan, penelitian yang diterbitkan di Nature pada 1 April itu dilakukan oleh tim gabungan dari Berlin, Munich, dan Cambridge.

Hasil penelitian tersebut berdasarkan pada perawatan klinis sembilan pasien virus corona.

Penelitian itu dipimpin oleh Christian Drosten dari Charité University Hospital di Berlin dan Clemens Wendtner dari Klinik Schwabing di Munich.

ILUSTRASI - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19.
ILUSTRASI - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19. (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)

Baca: Peneliti AS: Untuk Kendalikan Penularan Covid-19, Lockdown Harus Dilakukan Minimal 6 Minggu

Menurut mereka, dengan temuan ini, masyarakat harus lebih fokus pada tindakan pencegahan untuk mencegah penularan.

Berita Rekomendasi

Penilaian itu muncul ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyebut penggunaan masker dapat membantu menghentikan penularan virus corona dari manusia ke manusia.

Diketahui, ada sembilan pasien yang diteliti dari usia muda hingga setengah baya di rumah sakit di Munich.

Pada tes swab tenggorokan yang diambil pada minggu pertama, pasien menunjukkan gejala positif virus corona.

Peneliti Sebut Corona dapat Menyerang Jaringan Testis dan Membuat Pria Tidak Subur Setelah Terinfeksi
Peneliti Sebut Corona dapat Menyerang Jaringan Testis dan Membuat Pria Tidak Subur Setelah Terinfeksi (Kolase Tribunnews/ EPA/The Guardian)

Baca: Peneliti Prediksi Wabah Corona di Indonesia Berakhir Juni 2020

"Viral load (banyaknya virus) sangat berbeda (antara virus SARS dan COVID-19)."

"Dalam penelitian ini, konsentrasi puncak dicapai sebelum hari ke 5, dan lebih dari 1.000 kali, lebih tinggi dari puncak SARS," ungkap para peneliti itu.

"Keberhasilan isolasi virus hidup dari swab tenggorokan adalah perbedaan mencolok dari SARS, isolasi seperti itu jarang berhasil."

"Secara keseluruhan ini menunjukkan ada replikasi virus aktif di jaringan saluran pernapasan bagian atas," tambahnya.

Seperti SARS, Covid-19 memiliki protein lonjakan yang membantunya menyatu dengan reseptor sel manusia, disebut ACE2, yang memungkinkan virus masuk ke jaringan.

Reseptor semacam itu lebih sering terjadi pada saluran pernapasan bagian bawah.

Petugas medis mengambil sampel darah jurnalis saat Rapid Test Covid-19 secara drive-thru di halaman Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Rabu (8/4/2020). Sedikitnya 750 jurnalis mengikuti rapid test tersebut guna memastikan kesehatannya dan mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas medis mengambil sampel darah jurnalis saat Rapid Test Covid-19 secara drive-thru di halaman Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Rabu (8/4/2020). Sedikitnya 750 jurnalis mengikuti rapid test tersebut guna memastikan kesehatannya dan mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Untuk itu, para peneliti menjelaskan infeksi paru-paru sering terjadi pada pasien SARS dan COVID-19.

Para peneliti juga menemukan bukti kuat yang menunjukkan, virus dapat bereplikasi tidak hanya di paru-paru, tetapi juga tenggorokan pasien.

Studi tersebut mengatakan, virus Corona memiliki sifat yang mirip dengan virus SARS, yakni dalam hal replikasi di paru-paru dan saluran pencernaan.

Namun, Covid-19 jauh lebih menular karena masuk melalui saluran pernapasan bagian atas di hari-hari awal mereka terinfeksi.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas