Kumpulan Kisah Perawat Selama Pandemi Corona, Jenazah Ditolak hingga Dianiaya
Berikut ini kumpulan kisah para perawat selama pandemi Corona di Indonesia, dari mulai jenazah ditolak hingga alami pengainayaan.
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Simak kumpulan kisah para perawat selama pandemi Corona di Indonesia berikut ini.
Tenaga medis adalah garda terdepan dalam penanganan virus corona atau Covid-19 yang terus menyebar di Indonesia.
Bukannya tak merasa cemas, tapi besarnya rasa tanggung jawab membuat nyali mereka tak gentar.
Para perawat berani menanggung risiko yang mungkin saja bisa menimpa diri mereka di tengah pandemi Corona.
Baca: 366 WNI di Luar Negeri Positif Corona, 55 Sembuh dan 9 Meninggal, Berikut Daftarnya
Baca: Video Pencuri Kotak Amal Ngaku ODP Corona, Tak Berkutik Dikepung Warga, Polisi Tak Berani Mendekat
Namun tidak semua orang menyadari besarnya pengorbanan tersebut.
Ironisnya, stigma hingga tindakan tak menyenangkan masih saja ada.
Berikut kisah-kisahnya:
1. Di Semarang, Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga
Jenazah seorang perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang yang dinyatakan positif Corona, ditolak oleh sekelompok warga di Desa Sewakul, Ungaran.
Sewakul, Ungaran dipilih sebagai lokasi pemakaman lantaran ayah sang perawat juga dimakamkan di tempat tersebut.
"Keluarga meminta dimakamkan di Sewakul Ungaran Timur agar dekat dengan makam ayahnya," kata Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang Alexander Gunawan.
Awalnya tak ada penolakan. Namun di hari pemakaman, sekelompok warga tiba-tiba tak menerima jenazah perawat tersebut.
Baca: Mengenal Bantuan PKH di Tengah Wabah Virus Corona, Simak Syarat Penerima & Besarannya
Baca: Satu Keluarga di Bantul Positif Terinfeksi Virus Corona, Pulang dari Jakarta untuk Berobat di RS
Penolakan berujung dipindahnya makam perawat berusia 38 tahun itu.
"Oleh keluarga kemudian dimakamkan di Bergota makam keluarga RS Kariadi Semarang, karena beliau bertugas di sana," ujar dia.