Temuan Baru Peneliti: Virus Corona Menyebar ke Penjuru Dunia Melalui 3 Varian Berbeda
Covid-19 yang mewabah ke penjuru dunia ternyata memiliki perbedaan jalur penyebarannya. Berdasarkan penelitian, jalur penyebaran Covid-19 terbagi 3.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Virus corona baru atau Covid-19 yang mewabah ke penjuru dunia ternyata memiliki perbedaan jalur penyebarannya.
Berdasarkan penelitian, jalur penyebaran Covid-19 terbagi menjadi tiga versi.
Mengutip dari SCMP, para ahli genetika dari Inggris dan Jerman telah memetakan jalur penyebaran virus corona baru atau Covid-19.
Menurut mereka, ada tiga versi virus yang saat ini menyebar ke seluruh dunia.
Temuan mengenai bagaimana tiga varian virus itu dapat terbentuk dan menyebar disebut membantu para ilmuan mengidentifikasi sumbernya serta menjelaskan alasan virus itu sangat menular.
Baca: Teman Dekat Sekaligus Penyumbang Kampanye Trump Meninggal karena Corona
Para peneliti menganalisis genom lengkap yang telah diurutkan dari 160 pasien.
Genom itu adalah genom pertama pasien sejak 24 Desember 2019 sampai dengan 4 Maret 2020 lalu.
Baca: Peneliti AS: Untuk Kendalikan Penularan Covid-19, Lockdown Harus Dilakukan Minimal 6 Minggu
Kemudian, para peneliti merekonstruksi jalur penyebaran awal Covid-19 pada manusia melalui mutasinya.
Mereka menjelaskan mutasi terjadi begitu cepat untuk bisa melacak pohon keluarga Covid-19.
"Kami menggunakan algoritma jaringan matematika untuk memvisualisasikan semua kemungkinan pohon keluarga Covid-19 secara bersamaan,” kata Peter Forster, seorang ahli genetika dari Universitas Cambridge.
Dari penelitian tersebut, mereka menemukan tiga varian yang berbeda dan memberikan label ketiganya sebagai A, B, dan C.
Tipe A paling dekat dengan virus corona yang ditemukan pada kelelawar.
Meskipun ditemukan di Wuhan sebagai episentrum awal munculnya Covid-19 di China, namun tipe A bukanlah tipe utama di sana.
Tipe A juga ditemukan pada orang Amerika yang pernah tinggal di Wuhan dan pasien lain yang didiagnosis di Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Baca: Peneliti Hong Kong Ungkap Ketahanan Virus Corona, Mampu Hidup 7 Hari di Masker