Bambang Brodjonegoro Ajukan LIPI Jadi Laboratorium Penguji Covid-19 ke Kemenkes
Pemerintah Indonesia telah memerintahkan untuk meningkatkan perluasan tes PCR guna memerangi pandemi virus corona atau Covid-19.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah memerintahkan untuk meningkatkan perluasan tes PCR guna memerangi pandemi virus corona atau Covid-19.
Untuk itu, salah satu upaya yang ditempuh Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro adalah mengajukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menjadi laboratorium penguji Covid-19 ke Kementerian Kesehatan.
"Saat ini karena sudah ada kebutuhan tadi untuk meningkatkan tes PCR, maka kami sudah mengajukan ke Kemenkes agar LIPI bisa menjadi laboratorium penguji juga," ujar Bambang, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR melalui video teleconference, Selasa (14/4/2020).
Baca: UPDATE Kasus Corona di Jawa Barat, Selasa 14 April 2020: 530 Kasus, 52 Meninggal, dan 23 Sembuh
Baca: New York Isyaratkan Bakal Cabut Lockdown COVID-19, Buka Kembali Bisnis dan Sekolah
Dia mengungkap LIPI diajukan karena memiliki kapasitas pengujian 1.000 spesimen per hari dan sudah didukung sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
Baca: KKP Salurkan Ribuan Paket Ikan Olahan untuk Pekerja Harian
Di sisi lain, meski Kemenkes sudah menunjuk puluhan laboratorium di berbagai tempat sebagai tempat tes PCR, Bambang mengaku ada hambatan terkait SDM.
"Dalam hal ini tenaga laboratorium yang harus melakukan pengujian dan menganalisa virus-virusnya," kata dia.
Oleh karenanya, kata dia, LIPI berinisiatif melakukan pelatihan melalui 'Indonesia Memanggil' dan telah tercatat 800 lebih orang mendaftar untuk dilatih dalam peningkatan kapasitas pemeriksaan menggunakan PCR.
"Lebih dari 800 relawan yang mendaftar dengan background sesuai dari berbagai tempat, TNI, perguruan tinggi, hingga rumah sakit," kata dia.
"Saat ini pelatihan sedang berlangsung namun pelatihan tenaga medis itu diharapkan segera selesai. Meski ada keterbatasan karena tidak bisa dilakukan secara massal mengingat juga ini adalah pelatihan untuk tingkat keselamatan laboratorium yang sangat tinggi dan sangat complicated," tandasnya.