Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sakit Kepala & Pusing Disebut Gejala Baru Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli dari Wuhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36 persen mengalami beberapa bentuk gejala neurologis, termasuk sakit kepala, pusing, peradangan otot, nyeri saraf.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sakit Kepala & Pusing Disebut Gejala Baru Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli dari Wuhan
Kompas.com, Hai.Grid.id
Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan coronavirus baru yang muncul dari permukaan sel manusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China telah menyebutkan bahwa sakit kepala dan pusing bisa menjadi indikator bahwa seseorang telah terinfeksi virus corona (Covid-19).

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis 214 pasien coronavirus , bertanya kepada mereka tentang gejala awal mereka.

Dilansir dari Mirror.co.uk, hasil penelitian menunjukkan bahwa 36 persen mengalami beberapa bentuk gejala neurologis, termasuk sakit kepala, pusing, peradangan otot dan nyeri saraf.

Dalam beberapa kasus, gejala-gejala ini digambarkan bersamaan dengan gejala pernapasan, termasuk batuk dan demam.

Namun, dalam kasus lain, pasien hanya mengalami gejala neurologis.

Dalam penelitian mereka, yang diterbitkan dalam JAMA Neurology , para peneliti, yang dipimpin oleh Ling Mao, menjelaskan soal hal tersebut.

“Beberapa pasien tanpa gejala khas Covid-19 yakni demam, batuk, anoreksia, dan diare datang ke rumah sakit dengan hanya mengalami gejala neurologis," terangnya.

Berita Rekomendasi

Mendengar dan membaca terlalu banyak kabar tentang wabah virus corona membuat sebagian orang merasa stres dan cemas berlebih. Berikut cara mengatasinya! (potential.com)
“Oleh karena itu, untuk pasien dengan Covid-19, kita perlu memperhatikan keluhan pada neurologis mereka, terutama bagi mereka dengan infeksi covid-19 parah."

"Lantaran hal tersebut mungkin berkontribusi pada kematian mereka," lanjutnya.

“Selain itu, selama periode pandemi covid-19, ketika melihat pasien dengan gejala neurologis ini, dokter harus mempertimbangkan infeksi SARS-CoV-2 sebagai diagnosis diferensial untuk menghindari keterlambatan diagnosis atau kesalahan diagnosis dan pencegahan penularan.”

Baca Selengkapnya >>>>>>>>>>

Sumber: Tribun Ambon
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas