Cerita Suami Perawat yang Jenazahnya Ditolak Warga, Almarhumah Demam Tapi Tetap Semangat Kerja
Sejak beberapa minggu ini, Desa Sewakul di Semarang menjadi sorotan di berbagai media massa.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Sejak beberapa minggu ini, Desa Sewakul di Semarang menjadi sorotan berbagai media massa.
Ini berawal dari sebuah video viral berisi aksi penolakan warga atas jenazah seorang perawat yang meninggal karena positif Covid-19.
Almahum merupakan perawat RSUP Kariadi Semarang yang meninggal pada Kamis (9/4/2020) lalu.
Rencananya almarhumah Nuria Kurniasih itu akan dikebumikan di TPU Sewakul, Kelurahan Bandardjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Baca: Viral Setelah Tolak Jenazah Perawat Positif Corona, Warga Sewakul Khawatir Tak Dirawat Jika Sakit
Baca: Pemkot Semarang Umumkan 12 Pasien Sembuh Sekaligus
Namun karena ditolak keras oleh masyarakat setempat, akhirnya jenazah perawat ini dipindah ke kompleks makam keluarga Dr Kariadi Kota Semarang, Bergota.
Aksi ini sontak menuai kecaman keras dari masyarakat.
Bahkan desa itu dihujani karangan bunga berisi teguran atas aksi kejam mereka.
Sejatinya almarhumah Nuria merupakan perawat yang berdedikasi dalam profesinya.
Ini diungkapkan sang suami, Joko Wibowo pada tayangan Mata Najwa bertajuk 'Setop Stigma Covid-19' pada Rabu (15/4/2020).
"Istri saya adalah perawat yang gigih, bekerja dengan seoptimal mungkin sampai dia dirawat di rumah sakit pun dalam kondisi dia masih bekerja."
"Ya saat itu sebenarnya kondisinya sudah panas tapi dia memaksakan diri untuk tetap bekerja," ujar Joko.
Nuria bekerja di ruang perawatan RSUP Kariadi Semarang .
Sejak bekerja, dirinya sudah mulai merasakan demam.
Namun Nuria tetap memaksakan bekerja meski Joko telah menyuruhnya rehat.