Sempat Rilis Jumlah Kematian Akibat Corona, Wuhan Revisi Data Covid-19, Naik 50 Persen
Data nasional resmi China, Jumat (17/4/2020) merevisi jumlah korban meninggal virus corona menjadi 4.632, naik 39 persen dibandingkan data sebelumnya.
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Tempat asal pandemi Corona, Wuhan, China sempat merilis jumlah kematian akibat virus corona dan akhirnya merevisi data tersebut.
Otoritas kesehatan Wuhan telah merevisi angka kematian akibat virus corona.
Data terbaru menunjukkan jumlah korban meninggal lebih banyak 50 persen dari data sebelumnya.
Dilansir dari Hong Kong Free Press, Pusat Pencegahan dan Kontrol Epidemi Wuhan pada Jumat (17/4/2020) mengumumkan total korban meninggal dunia adalah 3.869.
Baca: RS Darurat Covid-19 di Wuhan Tutup, Ribuan Pekerja Medis Tinggalkan Kota
Baca: Di Wuhan Banyak Perceraian Akibat Corona, Dhini Aminarti Ungkap Kebersamaan dengan Suami saat Wabah
Angka itu naik 1.290 dari catatan sebelumnya yakni 2.579.
Kemudian jumlah kasus secara keseluruhan di Wuhan direvisi menjadi 50.333, dengan tambahan 325 kasus.
Perubahan ini juga membuat jumlah kasus dan korban meninggal di China juga meningkat.
Dilansir dari AFP, data nasional resmi China pada Jumat (17/4/2020) merevisi jumlah korban meninggal virus corona menjadi 4.632, naik 39 persen dibandingkan data sebelumnya.
Baca: APD Belum Sesuai Standar Bisa Digunakan di Area yang Risiko Penularan Virus Corona Rendah
Baca: Donald Trump Menyindir: Kematian Corona di AS 20.000, China 3.000, Anda Percaya Data Itu?
Pihak berwenang mengatakan, revisi dibuat setelah memasukkan data pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dan meninggal di rumah, karena keterbatasan fasilitas medis di tahap awal wabah Corona merebak.
Di awal 2020 banyak rumah sakit kelebihan beban dan petugas medis sangat sibuk menyelamatkan nyawa pasien.
Hal ini menyebabkan keterlambatan dan pengawasan dalam melaporkan kasus, kata pihak berwenang dikutip dari Hong Kong Free Press.
Beberapa fasilitas juga tidak segera terhubung dengan jaringan epidemi yang lebih luas, sedangkan informasi yang berkaitan dengan kematian tidak lengkap yang menyebabkan kesalahan pelaporan atau penghitungan ulang.
Baca: Presiden Brasil Copot Menteri Kesehatan di Tengah Krisis Pandemi Virus Corona
Baca: Cerita Andrea Dian yang Tak Cocok Obat Klorokuin untuk Atasi Corona: Tangan Aku Tremor
Virus corona pertama kali terdeteksi di Provinsi Hubei, dan hingga kini telah menjangkiti lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia.
Lebih dari 144.000 orang meninggal karena penyakit pernapasan ini, menurut data para peneliti di Universitas Johns Hopkins.
Lockdown Wuhan Dicabut dan Tanggapan Trump
Setelah dua bulan menerapkan lockdown, Wuhan telah mencabut kuncian itu pada Rabu (8/4/2020) pekan lalu.
Warga diizinkan meninggalkan kota, selama bisa menunjukkan QR code warna hijau di ponselnya untuk membuktikan mereka sehat dan aman untuk bepergian.
Presiden AS Donald Trump pada 1 April pernah berujar, jumlah kematian akibat virus corona dan infeksi yang dilaporkan oleh China "tampaknya terlalu sedikit".
Namun Robert O'Brien - penasihat keamanan nasional Trump - mengatakan dalam jumpa pers yang sama, bahwa Washington "tidak di posisi untuk mengonfirmasi angka yang keluar dari China."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Wuhan Revisi Data Covid-19, Korban Meninggal Naik 50 Persen Jadi 3.869
(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)