Suka Duka Relawan Covid-19, Ika Dewi Maharan: Dari Perawat Ika Beralih jadi Sopir Ambulans
Seorang perawat yang mendaftarkan diri sebagai relawan di bawah komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan ribu orang mendaftarkan diri dan bertugas sebagai relawan penanganan corona. Suka duka telah mereka jalani agar wabah corona segera berakhir.
Salah satunya dialami Ika Dewi Maharani, seorang perawat yang mendaftarkan diri sebagai relawan di bawah komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Menariknya, Ika tidak diperbantukan sebagai petugas medis sesuai kemampuan dasarnya, melainkan menjadi sopir ambulans pembawa pasien virus corona Covid-19.
Ika menjadi satu-satunya relawan medis perempuan yang bertugas sebagai sopir ambulans.
Saat mendaftar menjadi relawan, Ika diberi pilihan sesuai kemampuannya. Awalnya ia ingin mendaftar sebagai perawat.
Namun, melihat banyak Ambulans Gawat Darurat (AGD) yang kekurangan tenaga sopir, Ika memutuskan mengambil posisi itu dalam tim kerelawanan.
Jumlah pasien corona yang terus bertambah di Jakarta membulatkan tekad Ika menjalankan tugas tersebut.
Ditambah jumlah petugas ambulans yang kurang memadai untuk menangani pasien corona yang kian hari makin bertambah.
Baca: Selundupkan 2 Kilogram Sabu dalam Kemasan Bedak, 2 Wanita Asal Medan Ditangkap Saat Berada di Hotel
Baca: Masak Makanan Favorit Hamish Daud, Raisa Ogah Pegang Benda Ini di Dapur, Alasannya Tak Disangka
Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 17-18 April 2020: Sejumlah Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
"Saya bisa menyetir, saya punya keahlian dasar sebagai perawat. Sesuai dengan panggilan hati dan kemampuan yang saya punya, saya harus melayani," ujar Ika dalam konferensi pers secara daring di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/4).
Tergabung dalam asosiasi profesi Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI), Ika berasal dari Maluku Utara.
Ika menjalani pendidikan tinggi di Surabaya, saat ini menjalani hidup di mess yang disediakan BNPB, dan bertugas di rumah sakit Universitas Indonesia.
Menangani pasien di rumah sakit menjadi hal biasa bagi Ika. Namun mengantarkan pasien ke rumah sakit menjadi persoalan lain. Dia mengaku baru kali ini berperan sebagai sopir ambulans.
"Untuk ambulans baru pertama kali di dalam hidup saya. Ternyata tak semudah yang dibayangkan. Kita sudah bunyikan sirine, tapi kadang orang-orang di sekitar tidak peka untuk memberikan jalan buat kita yang sedang mengangkut pasien.
Beruntung masih ada beberapa orang memberikan jalan, jadi kita tetap dengan cepat membawa pasien ke tempat yang dirujuk," ujarnya.
"Menjadi sopir ambulans tidak asal bisa menyetir, tetapi juga perlu keahlian medis menangani pasien yang dibawa, karena medan di jalan menuju rumah sakit tidak gampang, dan harus bisa dibawa dalam keadaan baik," imbuh Ika.
Mengemban tugas untuk mengantarkan pasien dalam pengawasan (PDP) atau pun pasien positif Covid-19 membuat Ika berisiko besar terinfeksi virus corona.
Dalam menjalankan tugasnya itu, dia mengatakan "safety" merupakan kunci utama yaitu menggunakan alat perlindungan diri (APD) selama bertugas. "Saya selalu pakai APD (Alat Pelindung Diri), makan yang cukup, vitamin, dan istirahat," kata Ika.
Sebagai manusia biasa, Ika mengaku tetap takut saat menjalankan tugas meski sudah memakai APD. Namun semangat kemanusiaan yang dia rasakan jauh lebih tinggi.
"Rasa takut ada pasti, cuma harus kita lihat lagi, ini adalah tugas bagi kita sebagai relawan medis, kita harus menangani pasien dari awal sampai akhir," ujar dia.
Untuk menjaga imunitas tubuh Ika menyempatkan diri makan teratur dan istirahat cukup jika sedang tak bertugas. Sementara dalam sehari dia bisa bertugas dalam waktu 12 jam.
"Yang penting makan harus sehari tiga kali, multivitamin, dan susu," kata dia.
Ika berharap kerja kerasnya bisa membuat pandemi corona segera berakhir. Dia pun mengajak masyarakat untuk tetap di rumah dan menjaga jarak supaya tidak tertular corona.
"Dengan kita mengabdikan diri sebagai relawan kita harap penanganan semakin cepat, jadi bencana ini cepat berakhir," ujar Ika.(tribun network/fah/dod)