Ini Alasan Ekonom Muda Bhima Yudhistira Menantang Debat Stafsus Jokowi Belva Devara
Bhima beralasan, Belva harus bertanggung jawab terhadap dugaan konflik kepentingan yang terjadi dalam program pemerintah yakni Kartu Prakerja
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom muda Indef Bhima Yudhistira menantang debat Staf Khusus Presiden sekaligus Bos Ruangguru Adamas Belva Syah Devara.
Bhima beralasan, Belva harus bertanggung jawab terhadap dugaan konflik kepentingan yang terjadi dalam program pemerintah yakni Kartu Prakerja.
Diketahui, perusahaan Belva yakni Skill Academy by Ruang Guru, menjadi salah satu mitra program Kartu Prakerja.
"Saya melihat Belva bertanggung jawab terhadap konflik kepentingan di kasus kartu Prakerja," kata Bhima kepada Tribunnews.com, Senin (20/4/2020).
Baca: Update Corona, 20 April: Angka Kematian di Indonesia Paling Tinggi se-Asia Tenggara
Bhima memandang, Belva yang merupakan alumnus LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan,red) perlu menjelaskan integritas milenial yang dibiayai sekolah dengan uang negara.
Pasalnya, ia menilai publik memiliki harapan yang tinggi terhadap kerja-kerja Stafsus Milenial Presiden Jokowi dalam menghadapi tantangan kedepan. Untuk itu perlu diikuti dengan integritas yang tinggi.
Baca: Selain Wabah Virus Corona, Ini 5 Pandemi Terburuk yang Pernah Terjadi di Dunia, Ini Cara Berakhirnya
"Saya belum mendengar gagasan besar yang disuarakan stafsus milenial untuk mengatasi Covid-19," ucapnya.
"Tentunya dalam debat harapannya ada pertarungan ide-ide yang bisa bermanfaat bagi pengambil kebijakan dan masyarakat. Ini juga bentuk pencerdasan ke publik milenial," tambah Bhima.
Selain itu, Bhima membeberkan alasan lain menantang debat Belva.
Menurutnya, disaat pandemi virus corona (Covid-19) seperti sekarang ini, perusahaan justru mendapatkan keuntungan yang besar dari anggaran Negara.
Kemudian, kata Bhima, tidak ada kesadaran bagi stafsus milenial yakni Belva untuk melepaskan jabatan publik atau jabatan di startup-nya itu.
"Ini preseden buruk bagi generasi milenial kedepannya," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.