Pandemi Corona, Ketua IGI: Ketimbang Tugas Teori, Guru Lebih Baik Beri Tugas Kerajinan atau Menanam
Ketum IGI Muhammad Ramli Rahim memberikan saran kepada para guru dalam memberikan tugas kepada anak didik di masa pandemi covid-19.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim memberikan saran kepada para guru dalam memberikan tugas kepada anak didik di masa pandemi Covid-19.
Ramli meminta agar para guru memberikan tugas yang lebih bersifat praktik dalam suatu proyek.
Terutama, bagi peserta didik yang terbatas akses perangkat pembelajaran online baik smartphone maupun televisi.
Hal lain mungkin dalam kondisi di daerah terpencil tidak punya fasilitas koneksi dan jaringan
"Berikan penugasan, tapi bukan penugasan kelewatan yang mana satu hari empat sampai lima guru memberi tugas," ujar Ramli kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Minggu (19/4/2020).
"Tapi tugas berupa proyek, ini proyek kau kerjakan satu bulan nanti dilihat hasilnya seperti apa," imbuh Ramli.
Baca: Ikatan Guru Indonesia Apresiasi Guru Avan yang Datangi Rumah Muridnya: Semangatnya Melebihi Guru
Ramli menyebut penugasan harus memberikan manfaat kepada peserta didik.
"Tugas yang bermanfaat, bisa kerajinan atau apa yang bermanfaat," ujarnya.
Ramli mengungkapkan, dalam kondisi seperti ini guru tidak perlu mengejar ketertinggalan kurikulum.
"Pak Menteri (Nadiem Makarim) pun sudah menyampaikan jangan berharap kurikulum tuntas, jangan memburu kurikulum tuntas," ungkap Ramli.
Selain kerajinan, tugas seperti menanam pohon atau tanaman lain bisa menjadi alternatif.
"Mungkin yang bermanfaat seperti diberi tugas menanam pohon kemudian meminta siswa memperhatikan pertumbuhannya per hari," ujarnya.
Alternatif lain, Ramli menyebut siswa bisa diberikan tugas untuk membangun ketahanan keluarga.
"Seperti menanam sayuran dan membuat narasi tentang tumbuhan itu, dari bagaimana perkembangannya hingga manfaat sayuran tersebut," ujar Ramli.
Baca: VIRAL Guru Datangi Satu-satu Rumah Siswa Beri Pelajaran: Tidak Semua Punya Smartphone dan TV
Ramli menyebut jangan memberikan tugas secara teori seperti apa yang ada di buku.
"Bukan tugas teori, nggak ada gunanya juga sebenarnya," ungkap Ramli.
Ramli menyebut tugas yang mengarah ke sebuah proyek riil lebih bagus dan bermanfaat.
Luncurkan Program Belajar dari Rumah
Sebelumnya diketahui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi meluncurkan program Belajar dari Rumah sebagai alternatif belajar di tengah pandemi Covid-19.
Mendikbud Nadiem Makarim ingin memastikan, dalam masa yang sulit ini masyarakat terus mendapatkan kesempatan untuk melakukan pembelajaran dari rumah, salah satunya melalui media televisi.
“Program Belajar dari Rumah merupakan bentuk upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa darurat Covid-19,” ujar Nadiem pada telekonferensi Peluncuran Program Belajar dari Rumah di Jakarta, pada Kamis (9/4/2020) lalu dilansir rilis Kemendikbud.
Selain materi pembelajaran untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pendidikan menengah, Belajar dari Rumah juga menayangkan materi bimbingan untuk orangtua dan guru.
Selain itu, ada program kebudayaan di akhir pekan, yakni setiap Sabtu dan Minggu.
Mendikbud menjelaskan, fokusnya pembelajaran melalui televisi ini adalah peningkatan literasi, numerasi, dan penumbuhan karakter peserta didik.
Baca: Rekap Materi dan Soal Belajar dari Rumah untuk SMP Tentang Tokoh Indonesia, Senin 20 April 2020
Sementara itu, Kemendikbud akan melakukan evaluasi program ini bersama dengan lembaga independen nonpemerintah.
“Ini sifatnya sangat dinamis. Gotong royong adalah kunci pembelajaran di masa darurat dan kami sangat terbuka terhadap konten positif baik di Indonesia dan mancanegera,” ungkap Nadiem.
Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Hilmar Farid menjelaskan lebih detail mengenai program Belajar dari Rumah di Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Setiap hari dari Senin hingga Jumat ada siaran pembelajaran untuk seluruh jenjang dari PAUD sampai SMA/SMK dan program untuk orang tua (parenting).
“Tiap jenjang ada waktu setengah jam,” ujarnya.
“Materi siaran berasal dari berbagai sumber, seperti TV Edukasi yang diproduksi Kemdikbud maupun pihak di luar Kemdikbud,” terangnya.
Dilanjutkan Hilmar, pada Sabtu dan Minggu ada program khusus kebudayaan berisi antara lain gelar wicara.
Ada juga yang membahas berbagai aspek kebudayaan, rekaman pertunjukan kesenian, film pendek dan animasi, serta laporan tentang kegiatan kebudayaan dari seluruh Indonesia.
Kemudian pada malam hari, kecuali Jumat dan Minggu, Kemendikbud juga akan menyiarkan sejumlah film nasional, mulai dari film anak, drama, hingga dokumenter.
“Program ini akan sudah disiapkan untuk 90 hari ke depan. Saat ini tim produksi sedang menyiapkan tayangan untuk dua minggu pertama.'
"Kami terbuka menerima masukan masyarakat untuk memperbaiki kualitas siaran ini ke depan,” katanya.
Meski demikian, program ini belum bisa diakses oleh seluruh anak negeri.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.