Wagub Jabar Minta Masyarakat Mematuhi Protokol Kesehatan Selama Pemberlakuan PSBB Besok
Pemerintah Provinsi Jabar memastikan PSBB di Bandung Raya berjalan optimal dengan mengeluarkan Pergub Jabar Nomor 30 Tahun 2020.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya yang akan dimulai Rabu (22/4/2020).
Protokol kesehatan itu antara lain disiplin jaga jarak, disiplin pakai masker, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Termasuk nanti, PSBB Bandung Raya, tidak akan ada artinya kalau masyarakat tetap bandel (melanggar imbauan). Jadi, ada manfaat atau tidaknya PSBB, kembali ke (perilaku) masyarakat," kata Uu Ruzhanul Ulum melalui ponsel, Selasa (21/4/2020).
Pemerintah Provinsi Jabar, kata Uu Ruzhanul Ulum, memastikan PSBB di Bandung Raya berjalan optimal dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB di Bandung Raya.
Pergub yang berisi 27 pasal itu mencakup sejumlah aspek, seperti pelaksanaan PSBB dan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk selama PSBB.
Hal itu dilakukan karena PSBB Bandung Raya sangat krusial dalam memutus rantai penyebaran dan penanggulangan COVID-19.
"PSBB penguatan dari arahan, imbauan, dan edaran pemerintah, yaitu antara lain di rumah saja, tidak mengadakan kegiatan di luar yang mengundang orang banyak, pakai masker, social maupun physical distancing, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat termasuk cuci tangan pakai sabun," ucap Kang Uu.
Baca: Cita Citata Bantah Motivasi Sang Kekasih Peluk Islam karena Ingin Menikahinya
Pria yang akrab disapa Kang Uu ini juga mengimbau kepada tokoh agama, kiai, dan ulama, untuk terlibat mengarahkan warga disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, terutama saat PSBB berlangsung.
Hal tersebut dapat menjadi mesin penggerak secara masif partisipasi masyarakat dalam melawan korona.
Selain itu, jangan diabaikan kekuatan bermunajat bersama umat beragama memohon belas kasihan dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa agar korban jiwa tidak terus bertambah, dan badai corona ini segera reda di Indonesia, maupun di tingkat global.
"Saya minta kepada para kiai, ulama, tokoh masyarakat, kaum milenial, juga kepada tokoh agama yang lain, untuk memberikan pengertian, ajakan, juga pemahaman kepada masyarakat dan umatnya masing-masing terhadap ketaatan kepada pemerintah," katanya.
"Jika umat disentuh dengan tokoh agamanya masing-masing, dengan kiai, ulama, dengan keimanannya, maupun tokoh agama lain dengan kerohaniannya, masyarakat bisa (disiplin)," tambahnya.
Konsistensi Rapid Diagnostic Test