Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi: Pasien Corona yang Diberi Hidroksiklorokuin Miliki Tingkat Kematian yang Lebih Tinggi

Studi baru menunjukkan, pasien Corona yang diberi hidroksiklorokuin memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak menggunakan

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Studi: Pasien Corona yang Diberi Hidroksiklorokuin Miliki Tingkat Kematian yang Lebih Tinggi
net/google
Ilustrasi obat - Studi baru menunjukkan, pasien Corona yang diberi hidroksiklorokuin memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak menggunakan 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah studi yang meneliti ratusan pasien di pusat kesehatan US Veterans Health Administration, Amerika Serikat, memberi temuan baru mengenai efektivitas hidroksiklorokuin sebagai obat virus Corona.

Studi menunjukkan, pasien Covid-19 yang diberi hidroksiklorokuin justru memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menggunakan obat itu.

Selain itu, hidroksiklorokuin juga tidak mengurangi penggunaan ventilator pada pasien.

Dilansir CNN, penelitian telah dirilis di medrxiv.org pada Selasa (21/4/2020).

Baca: Klorokuin Obat Corona Siap 3 Juta Buah, Yuri: Warga Tak Perlu Membeli

Baca: Apa Itu Avigan? Obat Corona Asal Jepang yang Dipesan Jokowi Sebanyak 2 Juta Butir

Studi didanai oleh National Institutes of Health dan University of Virginia.

Dari 368 pasien yang terlibat, 97 pasien yang menggunakan hidroksiklorokuin memiliki tingkat kematian 27,8 persen.

Sementara itu, 158 pasien yang tidak menggunakan obat memiliki tingkat kematian 11,4 persen.

Berita Rekomendasi

"Peningkatan kematian secara keseluruhan diidentifikasi pada pasien yang diobati dengan hidroksiklorokuin saja. Temuan ini menyoroti pentingnya menunggu hasil studi prospektif, acak, dan terkontrol sebelum mengadopsi penggunaan obat secara luas," tulis para peneliti yang bekerja di Columbia VA Health Care System di South Carolina, University of South Carolina, dan University of Virginia.

Para peneliti juga melihat apakah menggunakan hidroksiklorokuin atau kombinasi hidroksiklorokuin dan antibiotik azitromisin dapat menggantikan penggunaan ventilator pada pasien.

Hasilnya, tidak berpengaruh apa pun.

"Dalam penelitian ini, kami tidak menemukan bukti bahwa penggunaan hidroksiklorokuin, baik dengan atau tanpa azitromisin, mengurangi penggunaan ventilasi mekanik pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit," tulis peneliti.

ILUSTRASI obat. Pemerintah mengaku sedang melakukan ujicoba terhadap obat asli Indonesia untuk vaksin corona.
ILUSTRASI obat. (pixabay.com)

Dalam studi terbaru lainnya, para peneliti di Perancis memerika rekam medis untuk 181 pasien Corona yang menderita pneumonia dan membutuhkan oksigen tambahan.

Sekitar setengah pasien tersebut menggunakan hidroksiklorokuin dalam waktu 48 jam setelah dirawat di rumah sakit.

Sementara itu, setengah pasien lainya tidak.

Hasil menunjukkan, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam tingkat kematian kedua kelompok, atau peluang mereka untuk dirawat di ICU.

Namun, ditemukan delapan pasien yang menggunakan hidroksiklorokuin mengalami irama jantung yang abnormal.

Mereka pun harus berhenti meminumnya.

Penelitian ini juga belum ditinjau oleh rekan peneliti lain atau diterbitkan dalam jurnal medis.

Ilustrasi obat.
Ilustrasi obat. (net/google)

Hingga kini, belum ada produk yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mencegah atau mengobati Covid-19.

Meskipun, penelitian global pada banyak obat sedang dilakukan.

Hidroksiklorokuin telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengobati pasien dengan penyakit seperti malaria, lupus, dan rheumatoid arthritis.

Presiden AS, Donald Trump, telah mempromosikan hidroksiklorokuin sebagai 'penyembuh' Covid-19.

Dia mengatakan, efektivitas hidroksiklorokuin 'sangat menjanjikan'.

Sembuh dari Corona, Istri Tom Hanks Akui Konsumsi Obat Klorokuin, Tak Kuat Efek Sampingnya

Penyanyi Amerika Serikat, Rita Wilson, dinyatakan sembuh dari virus corona beberapa waktu lalu.

Rita Wilson dan sang suami yang juga aktor Hollywood, Tom Hanks, sempat terinfeksi corona saat berkunjung ke Australia pada 12 Maret 2020 lalu.

Keduanya kini dinyatakan telah sembuh.

Dikutip Tribunnews.com dari theguardian.com, Wilson mengaku mengonsumsi obat klorokuin selama menjalani proses penyembuhan.

Saat itu Wilson dan Hanks tiba di Australia untuk syuting film milik Baz Luhrmann tentang Elvis Presley.

Setelah mereasakan gejala corona, keduanya langsung memeriksakan diri di Rumah Sakit Universitas Gold Coast di Queensland.

Wilson sempat mengalami demam hingga 38.9 derajat celcius. 

Akhirnya pihak rumah sakit memberikan obat klorokuin pada Wilson.

"Mereka memberiku klorokuin," ujar Wilson kepada kanal televisi AS, CBS.

Wilson tidak bisa memastikan apakah demamnya mereda karena obat itu atau memang sudah saatnya reda.

"Aku tahu orang-orang sudah lama membicarakan tentang obat ini," ujar Wilson.

"Tapi aku tak bisa banyak berkomentar, aku tidak tahu apakah obatnya bekerja atau memang demamku sudah saatnya menurun," terangnya.

Wilson kemudian membeberkan efek samping klorokuin yang baginya ekstrem.

Mulai dari mual hingga tubuhnya yang menjadi lemas.

Ia berharap orang-orang berpikir lagi jika ingin mengonsumsi klorokuin.

"Demamku memang menurun, tapi klorokuin memiliki efek samping yang ekstrem," kata Wilson.

"Aku benar-benar mual, aku menderita vertigo dan otot-otot di tubuhku terasa sangat lemah."

"Kupikir orang-orang harus sangat mempertimbangkan obat itu," pesannya.

Sementara itu, juru bicara RS Universitas Gold Coast tidak mengonfirmasi apakah benar Wilson dan Hanks mereka beri klorokuin.

Namun ia menyebut bahwa pasien tertentu memang diberi klorokuin.

"Pihak medis Gold Coast sudah menerapkan macam-macam metode pengobatan pada pasien Corona yang parah," ujar juru bicara.

"Klorokuin, hidroklorokuin, dan lopinavir-ritonavir sudah digunakan pada pasien tertentu," paparnya.

Presiden AS Donald Trump telah menguji untuk virus corona untuk kali kedua dan hasilnya menunjukkan negatif untuk virus corona.
Presiden AS Donald Trump telah menguji untuk virus corona untuk kali kedua dan hasilnya menunjukkan negatif untuk virus corona. (Tangkap Layar CNN)

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengklaim bahwa klorokuin yang merupakan obat malaria itu ampuh untuk pasien corona.

Sedangkan ahli penyakit menular ternama di AS, Dr Anthony Fauci, sudah memeringatkan bahwa belum ada bukti klorokuin bisa manjur untuk corona.

Omongan Trump pun sempat dipercaya oleh seorang pasien corona di Arizona.

Pria tersebut tewas setelah mengonsumsi klorokuin fosfat yang biasa digunakan untuk membersihkan tempat ikan.

"Trump terus berkata bahwa itu (klorokuin) sebenarnya adalah obat (untuk corona)," ujar sang istri.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas