Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hukuman Unik untuk Pelanggar Karantina di Sragen dan India: Diinapkan di Rumah Hantu, Masuk Ambulans

"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu," katanya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Hukuman Unik untuk Pelanggar Karantina di Sragen dan India: Diinapkan di Rumah Hantu, Masuk Ambulans
Shutterstock
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah menetapkan kebijakan pelarangan mudik Lebaran 2020 selama masa wabah virus corona atau Covid-19.

Tujuan pemerintah melarang warganya mudik yaitu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Baca: Ini Resep Makanan yang Paling Banyak Dicari di Internet Saat Orang-orang di Rumah Akibat Corona

Namun, masih saja ada masyarakat yang tetap mudik,

Sejumlah daerah yang kedatangan pemudik pun mulai memikirkan bagaimana agar para pendatang itu tidak menyebarkan Covid-19.

di Sragen, Pemerintah Kotanya menerapkan karantina bagi para pendatang.

Bagi pendatang yang masih 'bandel' tidak menjalankan karantina mandiri, maka ada hukuman yang menanti, yakni dikarantina di rumah 'hantu'.

BERITA REKOMENDASI

Melansir Kompas.com, sudah ada pendatang yang menjadi korban.

Tiga orang pemudik yang sedang menjalani karantina di rumah 'hantu' Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 'menyerah' setelah mereka mengaku didatangi sosok hantu.

Rumah hantu itu disiapkan pemerintah desa dan tim Satgas Covid-19 Desa Sepat bagi para pemudik yang tidak tertib menjalani karantina mandiri di rumah.

Kepala Desa Sepat, Mulyono mengatakan, tiga pemudik tersebut merupakan warga Desa Sepat.

Mereka baru pulang mudik masing-masing dari Jakarta, Lampung dan Kalimantan.

Karena dianggap tidak tertib saat menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing, ketiganya dijemput tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu.

Baru beberapa hari menjalani karantina di rumah hantu, ketiga pemudik meminta dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).

Setelah kejadian itu, orangtua para pemudik menemui Mulyono tiga kali memohon agar anaknya tersebut dapat menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Mulyono tidak begitu saja mengabulkan permohonan mareka.

Akhirnya dengan petimbangan dan komitmen orangtua untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah, ketiganya dilepaskan untuk menjalani karantina di rumah.

"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.

Mulyono mengatakan, rumah hantu yang disediakan untuk karantina bagi pemudik bandel tersebut memanfaatkan bangunan bekas gudang tas.

Gudang tas ini sudah sekitar 10 tahun dibiarkan kosong.

"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ungkap dia.

Mulyono berharap, dengan adanya kejadian pemudik yang didatangi sosok hantu saat menjalani karantina di rumah hantu, tidak ada lagi pemudik yang bandel.

Baca: Mahfud MD Ungkap Penegakan Hukum Terhadap Pemudik Bakal Semakin Ketat

Pemudik yang baru pulang mudik dari perantauan diharapkan bisa menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dengan tertib.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Rumah Hantu Dijadikan Tempat Karantina bagi Pemudik yang Bandel

Hukuman bagi Warga yang Bandel di India

ILUSTRASI - Turis di India dihukum, diminta menulis permintaan maaf 500 kali
ILUSTRASI - Turis di India dihukum, diminta menulis permintaan maaf 500 kali (Twitter/SCMP)

Baca: Update Corona Global 25 April Pukul 14.00 WIB: AS Urutan Pertama dengan Jumlah Positif 900 Ribu

Aparatur keamanan di India memiliki cara berbeda dalam menghadapi masyarakat yang tak patuhi aturan lockodown di negara itu.

Beberapa waktu lalu, polisi India menggunakan rotan dan memberikan pukulan keras bagi para pelanggar.

Seolah tak kehabisan akal demi menertibkan masyarakatnya, kini mereka menggunakan cara terbaru untuk menghukum para pelanggar aturan.

Yaitu menangkap dan memasukkan mereka ke dalam ambulans berisi pasien covid-19.

Aksi polisi ini terekam dalam video berdurasi 1 menit 38 detik yang diunggah oleh akun twitter @abmainkyakaru, Jumat (24/4/2020).

Dalam video itu, terlihat beberapa petugas kepolisian India melakukan razia di jalan.

Mereka kemudian menghadang 5 pria muda yang mengendarai 2 sepeda motor dengan cara berboncengan.

Setelah beberapa saat diinterogasi, pemuda itu diarahkan ke sebuah mobil ambulans yang sudah berdiri di pinggir jalan, tak jauh dari lokasi mereka.

Di dalam mobil ambulans tersebut, sudah ada seorang pasien covid-19 dalam posisi terbaring di atas tandu atau stretcher.

Para pemuda ini kemudian dipaksa masuk ke dalamnya.

Mereka berusaha keras melepaskan diri dari polisi.

Namun usaha mereka gagal hingga tiga di antara pemuda itu berhasil dijebloskan ke dalam ambulans berisi pasien covid-19.

Di dalam ambulans, mereka juga harus berhadapan dengan pasien yang terus berusaha bergerak mendekati mereka.

Terlihat ketakutan dan kepanikan dari pemuda itu.

Mereka terus berusaha keluar dari mobil melalui jendela, meski sempat dicegah berkali-kali oleh polisi.

Akan tetapi, ketegangan itu hanya dirasakan oleh para pemuda yang berada di posisi tersebut.

Pasalnya, sosok pasien covid-19 yang berada di dalam mobil ambulans itu disebut merupakan polisi India yang sedang menyamar.

Penyamaran itu dilengkapi dengan baju pelindung pasien, sarung tangan, dan masker.

Tujuan atas tindakan ini ialah untuk memberi pelajaran bagi masyarakat agar mematuhi aturan yang telah ditetapkan pemerintah.

Dalam sekejab, video yang baru saja diunggah itu telah ditonton sebanyak 75,3 ribu tayangan.

Meski banyak warganet yang terhibur dengan aksi polisi tersebut, namun mereka menyebutnya sebagai ide yang brilian.

Sebelumnya, polisi india sudah menerapkan berbagai hukuman untuk menertibkan masayarakat.

Seperti menggunakan rotan untuk memukul masyarakat yang tak patuh.

Memberikan hukuman berupa push up, squat-jump, dan sit up.

Baca: Pak Ogah di Tengah Corona, Makan Daging Ayam Nanti Dulu Deh

Atau memegang papan bertuliskan "Saya adalah teman virus corona" atau "Saya musuh masyarakat" dan menggunggahnya di media sosial.

Hukuman itu diterapkan oleh polisi di Kota Meerut, India bagian utara seperti diwartakan di kompas.com

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul: Polisi India Masukkan Warga Bandel dalam Ambulans Berisi Pasien Corona karena tak Patuhi Lockdown

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas