5 Ribu Pemudik Tiba di Cirebon, Legislator PKS: Kalau Cinta Keluarga Pulangnya Nanti Setelah Aman
Netty meminta masyarakat untuk tidak mudik dulu di tengah pandemi corona. Masyarakat juga diminta jujur saat berhadapan dengan petugas kesehatan.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legislator F-PKS DPR RI, Netty Prasetiyani meminta kepada seluruh perantau asal Cirebon dan Indramayu Jawa Barat untuk tidak mudik melalui jalur mana pun usai larangan mudik resmi berlaku pada 24 April 2020 lalu.
"Kalau cinta pada keluarga di rumah, pulangnya nanti setelah kondisi aman," ujar Netty dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Senin (27/4/2020).
Pasalnya, Pemkot-Pemkab Cirebon melaporkan sampai saat ini sudah lebih dari 35.000 pemudik tiba di Cirebon.
Perantau asal Cirebon dan Indramayu, diketahui Netty, bekerja di sektor formal maupun informal seperti UMKM, jasa, kuliner, sampai industri.
"Kemudahan akses transportasi melalui tol Cipali membuat mobilitas penduduk tinggi," lanjutnya.
Melihat data yang makin meningkat, Netty meminta masyarakat jujur saat berhadapan dengan petugas kesehatan.
"Sampaikan apa adanya, jangan menutupi kebenaran. Kita belajar dari kasus diisolasinya 21 tenaga kesehatan RS Ciremai akibat pasien dan keluarga pasien yang tidak jujur saat berobat akibat sesak napas setelah sebelumnya kontak fisik dengan mayat pasien positif Covid-19," katanya.
Baca: Budi Karya Belajar Biasakan Diri Lagi Setelah Tak Sadarkan Diri 14 Hari Usai Ketahuan Positif Corona
Data per 23 April 2020, Kota Cirebon kini telah terdapat 316 ODP, 8 PDP, 4 positif dengan 1 meninggal dunia.
Sementara Kabupaten Cirebon terdapat ODP 157 dengan 3 meninggal dunia, PDP 42 dengan 8 meninggal dunia, positif 6 dengan 2 meninggal dunia.
Sedangkan Kabupaten Indramayu tercatat ada sebanyak 637 ODP, 71 PDP dengan 21 orang meninggal dunia negatif, dan positif 2 orang.
"Bayangkan, jika jumlah sebanyak itu dianggap sebagai ODP, menjadi carrier atau naik status menjadi PDP? Ini berbahaya dan patut menjadi perhatian bersama," ujarnya.