Sempat Takut, Ini Alasan Pasien 03 Sumbangkan Plasma Darahnya
Ratri, pasien nomor 03 yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona membeberkan alasan mendonorkan plasma darahnya.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Ratri Anindyajati, pasien nomor 03 yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona membeberkan alasan mendonorkan plasma darahnya untuk pasien corona yang masih menjalani perawatan.
Hal tersebut diungkapkan Ratri dalam sebuah tayangan yang diunggah di kanal YouTube Ganjar Pranowo, Selasa (28/4/2020).
Mulanya, Ganjar menanyakan soal berapa cc plasma darah Ratri yang diambil saat melakukan donor tersebut.
Ratri pun mengatakan, dirinya hanya bisa mendorkan plasma darahnya sebanyak 200 cc.
Padahal plasma darah yang dibutuhkan untuk setiap pasien yang ingin dibantu harus sebanyak 300 cc.
"Jadi sebenarnya aku kasih 200 cc aja belum cukup untuk satu orang."
"Nah cuma waktu itu memang prosesnya sudah memakan waktu 50 menit hampir sejam gitu."
"Sampai tanganku kesemutan dan memang agak nggak nyaman," ungkap Ratri.
Ratri mengaku sempat menyayangkan donor plasma darahnya yang hanya bisa mencapai 200 cc.
Meski demikian, Ratri berharap suatu saat nanti dirinya bisa kembali mendonorkan plasma darahnya untuk pasien virus corona yang masih menjalani perawatan.
"Terus aku tahu kayak 'kok sayang banget ya 200 cc aja belum cukup untuk satu pasien', jadi aku pikir nanti bisa menyumbang lagi," ungkapnya.
Baca: Curhat Pasien 01: Kena Omel sang Ibu, Identitas Terbongkar, hingga Merasa Dikhianati Teman Sendiri
Ganjar kemudian menanyakan soal alasan Ratri yang bersedia mendonorkan plasma darahnya.
"Kok Mbak Ratri mau, apa sih yang menjadi motivasi kok tiba-tiba mau mendonorkan plasma darah, kan nggak enak, nggak nyaman kan?" tanya Ganjar.
Ratri mengaku, awalnya ia dan keluarganya yakni pasien 01 dan 02 sempat takut melakuakn donor plasma darah.
Pasalnya, keturunan keluarga mereka memiliki riwayat darah rendah yang tidak bisa melakukan donor darah.
"Nah terus pas dikasih tahu sistemnya ada mesin apheresis gitu."
"Jadi darah kita diambil dan masuk ke mesin itu lalu dari mesin itu plasma darahnya yang berwarna putih kekuningan masuk ke sebuah tabung, lalu darahnya masuk lagi ke tubuh kita."
"Aku dipikiran tuh kayak kok ngeri banget ya, maksudku kalau mau ngambil darahku ambil aja semuanya nggak usah masuk lagi, aku takut ada kecelakaan atau apalah gitu," papar Ratri.
Meski demikian, ia, adik dan ibunya memutuskan bersedia untuk mendonorkan plasma darah mereka.
Mulanya tim dokter terlebih dahulu mengambil sempel darah mereka untuk dilakukan pengecekan.
Baca: Cerita Pasien 01 dan 02 Setelah Sembuh dari Covid-19: Banyak yang Datang Minta Plasma Darah
"Soalnya kalau kita ada infeksi lain di darah kita itu kita nggak bisa menyumbang."
"Nah setelah itu tunggu dua minggu karena kita juga nunggu hasilnya apakah kita bisa menyumbang atau nggak," terang Ratri.
Sambil menunggu hasil, Ratri juga mencari informasi dari berbagai negara yang telah menggunakan plasma darah untuk penyembuhkan pasien corona.
"Terus juga sambil denger di luar negeri sudah terbukti ada pasien yang terbantu karena sumbangan plasma darah ini."
"Di Jerman orang-orang berlomba untuk memberikan plasma darahnya," terang Ratri.
Tak hanya itu, untuk mengusir ketakutannya, Ratri juga berkonsultasi dengan beberapa temannya yang bekerja di dunia medis.
"Bahwa sistem pengambilan plasma darah ini sudah normal sekali di medis, sudah sering melakukan hal ini jadi nggak perlu ada yang dikhawatirkan."
Baca: Anies Sebut Hasil PSBB di Jakarta Sudah Terlihat, tapi Masalah Corona Harus Dituntaskan
"Dan juga sebagian dari plasma darah kita juga dikumpulkan sama pihaknya RSPAD yang punya kewenangan untuk melakukan riset vaksin," terang Ratri.
Lantaran hal itu, Ratri kemudian memberanikan diri untuk mendonorkan plasma darahnya.
Ia juga berharap, agar vaksin untuk virus corona segera ditemukan.
"Jadi aku pikir kalau bisa membantu sedikit ya disitu lah, toh misalnya kalau ketemu vaksinnya juga lebih cepat kan lebih baik buat semuanya," ucapnya.
Simak video lengkapnya:
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)