Menjalani Puasa di Tengah Pandemi Covid-19, KBRI Amman Beri Bantuan WNI Bahan Makanan
Saat ini Yordania juga telah memasuki Bulan Suci Ramadan 1441 H dan para WNI sebagian besar saat ini juga tengah menjalankan ibadah puasa
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, Yordania memberi bantuan kepada warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak virus corona (Covid-19),
Saat ini Yordania juga telah memasuki Bulan Suci Ramadan 1441 H dan para WNI sebagian besar saat ini juga tengah menjalankan ibadah puasa.
Baca: 3 Perawat di Solo Diusir Pemilik Kos, Ganjar Pranowo Pinjamkan Bakorwil dan Hotel Miliknya
Dalam keterangannya, Rabu (29/4/2020), KBRI Amman aktif memberikan bantuan bahan makanan dan alat-alat kesehatan kepada pada WNI yang membutuhkan yang tahap pertama dilakukan akhir Maret 2020.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, di tengah pandemi Covid-19 ini kegiatan perwakilan RI difokuskan untuk membantu dan melindungi WNI," ujar Dubes RI untuk Yordania Andy Rachmianto.
Menjelang dan di awal bulan puasa, bantuan tahap kedua disebarkan ke sejumlah masyarakat WNI di berbagai kota dan wilayah, yaitu Amman, Irbid, Mu'tah dan Aqaba.
Baca: KPK Periksa 2 Saksi Kasus Suap Pengadaan Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung
Tim KBRI Amman secara bergiliran mendatangi lokasi para WNI, bekerjasama dengan Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI) dan para koordinator pekerja migran.
Menyambut bulan Ramadhan, KBRI Amman juga akan melaksanakan sejumlah kegiatan secara online seperti kuliah online, pengajian Ramadhan, lomba MTQ hingga lomba da'wah.
Baca: Mitigasi Dampak Covid-19, Jokowi Beri Insentif Pajak bagi UMKM dengan Omzet di Bawah 4,8 M per Tahun
“Di tengah suasana lockdown dan pembatasan sosial, mesin diplomasi harus tetap bekerja secara kreatif, khususnya dalam melayani dan melindungi WNI dengan memanfaatkan jaringan elektronik dan digital," ujar Dubes Andy.
Penyebaran COVID-19 di Yordania telah memasuki minggu ke delapan dengan jumlah positif mencapai 450 orang dan 7 orang meninggal dunia.
Situasi di Yordania relatif terkendali meskipun pemerintah belum mencabut kebijakan pembatasan wilayah dan pergerakan yang juga mempengaruhi para WNI di Yordania.