Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Ojek Online Rela Jual Cincin Kawin dan TV untuk Bertahan Hidup di Tengah Corona

Pengemudi Ojek Online, Hisyam Masruri telah menjual beberapa barang berharga demi bisa memenuhi kebutuhan selama pandemi Corona di Jakarta.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Daryono
zoom-in Cerita Ojek Online Rela Jual Cincin Kawin dan TV untuk Bertahan Hidup di Tengah Corona
Tribunnews/JEPRIMA
Cerita pengemudi Ojek Online, Hisyam Masruri untuk bertahan hidup selama pandemi Corona dan pemberlakuan PSBB di Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengemudi Ojek Online, Hisyam Masruri mengungkapkan telah menjual beberapa barang berharga demi bisa memenuhi kebutuhan selama pandemi Corona di Jakarta.

Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (29/4/2020).

Hisyam merupakan seorang pengemudi ojek online yang mengadu nasib di Jakarta.

Baca: Sejumlah Kebun Binatang Kesulitan Pakan Akibat Pandemi Covid-19, Hendak Korbankan Rusa untuk Harimau

Selama pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diketahui ojek online dilarang mengangkut penumpang.

Hingga akhirnya membuat pendapatan Hisyam menurun.

Hisyam kemudian tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan.

Pengemudi Ojek Online, Hisyam Masruri mengungkapkan telah menjual beberapa barang berharga demi bisa memenuhi kebutuhan selama pandemi Corona di Jakarta.
Pengemudi Ojek Online, Hisyam Masruri mengungkapkan telah menjual beberapa barang berharga demi bisa memenuhi kebutuhan selama pandemi Corona di Jakarta. (Tangkap layar kanal YouTube Najwa Shihab)

Agar memiliki uang, Hisyam hingga merelakan cincin kawinnya untuk dijual.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu, Hisyam juga sudah menjual televisi yang ia miliki.

Meski demikian, ponsel milik Hisyam belum akan dijual karena masih dibutuhkan untuk bekerja.

"Sampai cincin kawin saya jual, TV saya jual," ungkap Hisyam.

"Handphone belum saya jual karena saya butuh buat ngojek," lanjutnya.

Hal tersebut membuat Hisyam bersikeras untuk pulang kampung.

Karena Hisyam sudah tidak memiliki uang sama sekali.

Meskipun ada sanksi yang menyebutkan para pemudik akan dikenakan denda maksimal Rp 100 juta.

Hisyam pun tak peduli dengan sanksi yang diberlakukan bagi para pelanggar.

Karena uang sepeserpun sudah tak memiliki hingga bingung mencari makan.

Baca: Refly Harun Sebut Ada Ketidakjelasan Status Dampak Corona: Darurat Bencana atau Darurat Kesehatan?

Baca: Fakta Pengobatan Hydroxychloroquine yang Dikabarkan Justru Tingkatkan Kematian Pasien Corona

"Kalau saya sudah tidak punya uang sama sekali," terang Hisyam.

"Dan apapun yang terjadi kita tetap akan mau pulang."

"Kita Rp 1.000 aja udah nggak punya, makan aja bingung boro-boro bayar denda 'kan gitu," tambahnya.

Hisyam menyampaikan, daripada bingung di Jakarta maka lebih baik pulang ke kampung halaman.

Karena ia takut akan melakukan tindak kriminal.

Di mana apabila sudah urusan perut kosong, maka akan berlari ke arah kriminal.

Hisyam kini sudah tidak berharap apapun kepada pemerintah.

Ia hanya ingin pulang dan sampai ke kampung halaman.

Meskipun sampai saat ini Hisyam mengaku belum ada rencana setelah pulang kampung.

Yang terpenting bagi Hisyam adalah saat sudah berkumpul dengan keluarga.

"Saya udah nggak banyak berharap," jelas Hisyam.

"Cuma pengin bisa pulang sampai kampung udah itu aja."

"Nggak ada bayangan, ya seadanya saja," imbuhnya.

Hisyam menyebutkan, mungkin akan melakukan kegiatan bertani ketika berada di kampung.

Dalam kesempatan itu, Hisyam juga mengungkapkan alasan lain dirinya berpendirian teguh untuk pulang kampung.

Baca: Pasien Corona di Mataram yang Tolak Isolasi Justru Tarawih di Masjid, Tak Jujur Jika Dirinya Positif

Baca: Terapkan Protokol Covid-19, Jokowi Saksikan Sumpah Jabatan Hakim MK Manahan MP Sitompul

Karena pendapatan yang menurun membuat Hisyam tidak bisa mengirim uang untuk keluarganya.

Hisyam yang di Jakarta tak bisa memenuhi kebutuhannya, begitu pula keluarganya di kampung.

Sehingga meski tak bisa makan, Hisyam hanya ingin berkumpul dengan keluarga.

"Saya terpaksa pulang karena saya juga sudah nggak sanggup untuk ngirimin kebutuhan mereka," tutur Hisyam.

"Makannya saya mutusin untuk pulang, ya makan nggak makan ngumpulah," tandasnya.

(Tribunnews.com/Febia Rosada)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas