Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penelitian: Virus Corona Dapat Menyerang Paru-paru pada Pasien yang Telah Sembuh

Penelitian terbaru menyebut, virus corona dapat menyerang paru-paru dalam pasien yang telah sembuh.

Penulis: Miftah Salis
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Penelitian: Virus Corona Dapat Menyerang Paru-paru pada Pasien yang Telah Sembuh
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi Virus Corona- Penelitian terbaru menyebut, virus corona dapat menyerang paru-paru dalam pasien yang telah sembuh. 

TRIBUNEWS.COM- Virus corona kini masih menjadi masalah serius yang dihadapi berbagai negara di belahan dunia.

Penelitian terbaru menyebut, virus corona dapat menyerang paru-paru pada tubuh pasien yang telah sembuh.

Seseorang bahkan kembali mengalami infeksi ulang Covid-19.

Mengutip dari worldometers.info, hingga Kamis (30/4/2020) malam, sebanyak 3.236.014 orang di dunia terinfeksi.

Angka kematian mencapai 228.610 orang sementara 1.010.080 orang dinyatakan sembuh.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, virus corona pada pasien yang telah keluar rumah sakit atau telah sembuh masih berpotensi menyerang paru-paru si pasien.

Sebuah studi di China menemukan hal tersebut yang tidak terdeteksi oleh metode pengujian konvensional.

Berita Rekomendasi

Penemuan yang diterbitkan dalam sebua makalah di jurnal peer-reviews Cell Research pada Selasa (28/4/2020), menjelaskan mengapa kini semakin banyak pasien pulih yang dinyatakan kembali positif dari hasil pengetesan.

Pengetesan bahkan dilakukan selama tiga kali berturut-turut.

Baca: Pasien Positif Corona di Lombok Kabur saat Petugas RS Buka Puasa, Ditemukan di Sekitar Rumahnya

Baca: PM Jepang Konsultasi dengan Pakar Penyakit Menular Terkait Perpanjangan Periode Darurat Corona

Baca: Guru Besar UGM Ini Sebut Nikotin Pembakaran Rokok Bukan Obat Virus Corona

"Pekerjaan kami memberikan bukti patologis pertama untuk virus residu di paru-paru untuk pasien [yang dites negatif] tiga kali berturut-turut," tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Dr Bian Xiuwu dari Universitas Kedokteran Angkatan Darat di Chongqing, Cina barat daya, dikutip Tribunnews dari South China Morning Post.

Menurut Bian, harus ada perbaikan pedoman klinis untuk mengatasi masalah tersebut.

Penelitian tersebut didasarkan pada pemeriksaan postmortem pada seorang wanita berusia 78 tahun.

Wanita tersebut meninggal setelah terineksi kembali virus corona.

Awalnya, wanita tersebut menjalani perawatan di Rumah Sakit Tiga Ngarai di Chongqiang pada 27 Januari 2020 setelah jatuh.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas