Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Bantah Adanya Wacana Pelonggaran PSBB
Jubir penanganan virus corona atau Covid-19 Achmad Yurianto membantah adanya wacana pelonggaran atau relaksasi PSBB.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona atau Covid-19 Achmad Yurianto membantah adanya wacana pelonggaran atau relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Diketahui, Menko Polhukam Mahfud MD sempat menyinggung bahwa pemerintah tengah memikirkan perihal relaksasi atau pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan sejumlah pertimbangan.
"Tidak ada (pelonggaran atau relaksasi PSBB, - red)," ujar Yuri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (4/5/2020).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan tersebut mengatakan teknis pelaksanaan PSBB adalah kewenangan masing-masing pemerintah daerah.
Baca: PKS: Wacana Relaksasi PSBB Tunjukkan Pemerintah Tak Punya Konsep Tangani Covid-19
Baca: Wasekjen Demokrat : Logika Mahfud Keliru, Masyarakat Stres karena Negara Tak Jamin Hidup Mereka
Baca: Pemerintah Kaji Relaksasi PSBB, Mahfud: Banyak Masyarakat Stres dan Terkekang
Sehingga pemerintah pusat sendiri, kata Yuri, hanya fokus pada kerangka kebijakan semata.
"Teknis pelaksanaan PSBB itu kewenangan daerah sesuai Perda-nya masing masing. Pusat hanya kerangka kebijakan saja," jelas Yuri.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan saat ini pemerintah tengah memikirkan apa yang ia sebut relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena sejumlah pertimbangan.
Relaksasi PSBB yang dimaksud Mahfud adalah pelonggaran-pelonggaran dalam penerapan aturan PSBB namun dalam praktiknya tetap mempertimbangkan aspek keselamatan.
Sejumlah pertimbangan terkait relaksasi PSBB yang disebut Mahfud antara lain keluhan masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dan belanja.
Selain itu pemerintah juga mempertimbangkan tingkat stres masyarakat.
"Karena kita tahu kalau terlalu dikekang juga akan stress. Nah kalau stress itu imunitas orang itu akan akan melemah, juga akan menurun. Oleh sebab itu kita memikirkan mari kerjakan ini semua secara sabar bersama-sama," kata Mahfud dalam tayangan Berita Satu News Channel bertajuk Inspirasi Ramadhan pada Sabtu (2/5/2020).
Ia mencontohkan bentuk-bentuk relaksasi PSBB nantinya antara lain rumah makan dan tempat perbelanjaan akan bisa beroperasi dengan protokol khusus yang dirancang pemerintah.
"Misalnya rumah makan boleh buka dengan protokol begini, kemudian orang boleh berbelanja dengan protokol begini, dan seterusnya dan seterusnya ini sedang dipikirkan," kata Mahfud.
Karena itu menurutnya saat ini yang diperlukan adalah kesadaran bersama dari semua pihak untuk tetap mematuhi aturan keamanan yang diatur oleh pemerintah terkait covid-19 yang ada antara lain menjaga jarak fisik.
Hal itu karena menurutnya saat ini siapapun yang lengah akan bisa terkena covid-19
"Sekarang ini sama, sama-sama posisinya di depan covid itu sama, siapapun yang lengah akan diserang oleh sebab itu kita harus saling sama-sama menjaga jangan biarkan ditulari orang lain dan jangan juga menulari orang lain. Nah itulah sekarang protokol yang diatur oleh pemerintah," kata Mahfud.