Kebangkitan Industri Properti Diperkirakan Tertahan Pandemi Corona
Indikasi dampak pandemi terhadap pasar properti nasional tercermin lewat turunnya indeks suplai properti pada kuartal pertama 2020.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2020 sebelumnya diharapkan menjadi tahun kebangkitan sektor properti di Indonesia.
Berakhirnya tahun politik dan keluarnya sejumlah kebijakan terkait properti mendorong optimisme para stakeholder industri properti di tanah air baik pengembang maupun penjual properti, bank penyedia Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan pihak terkait lainnya.
Meski demikian, optimisme tersebut harus tertahan akibat pandemi Corona yang menyebar di seluruh dunia dan berdampak terhadap Indonesia sejak Maret lalu.
Indikasi dampak pandemi terhadap pasar properti nasional tercermin lewat turunnya indeks suplai properti pada kuartal pertama 2020.
Di mana secara tahunan indeks suplai properti biasanya justru mengalami kenaikan pada kuartal pertama setiap tahunnya dibandingkan kuartal keempat tahun sebelumnya.
Baca: Titik Terang Nasib MotoGP 2020, CEO Dorna Sebut dapat Gelar 16 Race
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menyatakan bahwa optimisme akan kebangkitan industri properti tanah air yang sempat muncul di awal tahun 2020 harus tertahan adanya pandemi Corona di seluruh dunia tidak terkecuali juga di Indonesia.
Pasar properti nasional sebenarnya menunjukkan sentimen positif sejak akhir 2019 lalu. Ini terlihat pada tren kenaikan harga properti yang meskipun tipis, tetapi tetap menunjukkan tren kenaikan pada kuartal keempat 2019.
“Memasuki tahun 2020, pengembang menyiapkan sejumlah strategi, pemerintah pun mengeluarkan sejumlah kebijakan, namun pandemi Corona atau Covid-19 yang merebak di akhir kuartal pertama 2020 memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar properti," kata Marine dalam keterangannya, Sabtu (9/5/2020).
"Data Rumah.com, Indonesia Property Market Index Q1 2020 menunjukkan perlambatan hampir di semua wilayah Indonesia menjadi indikasi adanya dampak pandemi terhadap sektor properti,” jelas Marine menambahkan.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) Q1 2020 di sisi harga mencatat indeks pasar properti baik untuk rumah tapak maupun apartemen berada pada posisi 112.5 atau naik tipis 0.4% dari kuartal sebelumnya.
Namun jika dibandingkan pada Q1 2019, mencatat pertumbuhan (year-on-year) sebesar 6%.
Kenaikan harga properti secara nasional lebih banyak didorong oleh pertumbuhan harga rumah tapak, yang mengalami kenaikan sebesar 8% (year-on-year).
Baca: Tur Virtual Melihat Pesona Jogja, Bisa Kembali Menikmati Suasana Malioboro
Indeks harga rumah tapak tercatat sebesar 115,7 pada Q1 2020, naik sebesar 8% secara tahunan, namun secara kuartalan relatif stagnan, naik sebesar 0,4%.
Sementara itu, indeks harga apartemen tercatat pada 116,0 atau mengalami kenaikan sebesar 1% secara kuartalan namun secara tahunan turun sebesar 0,4%.
Indeks ini menunjukkan bahwa indeks harga apartemen lebih rendah secara rata-rata dalam satu tahun terakhir dibanding tahun sebelumnya.
Tren pertumbuhan RIPMI-H kuartalan dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan di sejumlah wilayah penyuplai besar, seperti DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur.
Sementara itu, Jawa Barat justru menunjukkan tren yang positif.
Indeks harga properti Q1 2020 di DKI Jakarta tercatat sebesar 110,1 atau turun sebesar 1,4% secara kuartalan.
Penurunan yang lebih drastis dialami Jawa Timur, yakni sebesar 5,14% secara kuartalan, berada pada indeks 92,5.
Banten berada pada indeks 107,6 atau tercatat naik tipis 0,6%.
Sementara Jawa Barat sebagai salah satu provinsi penyuplai properti terbesar di Indonesia, menunjukkan tren positif.
Baca: Awet Muda dan Cantik, Donna Agnesia Buka Rahasia
Indeks harga properti Jawa Barat berada pada angka 118,2 atau naik sebesar 3,3% (quarter-on-quarter).
Sedangkan data RIPMI di sisi suplai pada Q1 2020 menunjukkan anomali terhadap siklus properti kuartalan.
Indeks suplai properti yang biasanya mengalami lonjakan secara kuartalan pada kuartal pertama setiap tahunnya, justru menunjukkan penurunan.
Berada pada angka 109,0, RIPMI-S Q1 2020 ini turun sebesar 5% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Turunnya indeks suplai pada Q1 2020 menjadi indikasi sikap wait-and-see dari pengembang, salah satunya disebabkan oleh pandemi yang mulai merebak menjelang akhir Q1 2020.
RIPMI-S Q1 2020 hunian secara nasional dipengaruhi oleh daerah-daerah penyuplai hunian terbesar, yaitu DKI Jakarta (66%), Jawa Barat (12%), Banten (10%). Indeks suplai hunian DKI Jakarta pada Q1 2020 berada pada angka 117,7.
Angka ini turun sebesar 4,2% secara kuartalan.
Senada dengan DKI Jakarta, RIPMI-S Q1 2020 Banten sebesar 127,5 atau turun sebesar 3,3% secara kuartalan.
Kendati menunjukkan kenaikan dari sisi indeks harga, Jawa Barat mengalami penurunan dari sisi suplai.
Indeks suplai Jawa Barat berada pada angka 102,6 atau turun 4,5% secara kuartalan.
Baca: Terima 3 Pasien Rujukan, Kini RSD Pulau Galang Rawat 19 Pasien Positif Covid-19
Secara umum berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2020 terjadi perlambatan hampir di semua wilayah yang menjadi indikasi dampak pandemi terhadap sektor properti sementara hunian segmen kelas menengah dan menengah bawah menunjukkan sentimen positif dari sisi penawaran.
Marine menambahkan bahwa implementasi dari relaksasi LTV untuk rumah kedua maupun kebijakan penurunan BI 7 Day RR menjadi 4.5% serta relaksasi perumahan subsidi harus disosialisasikan dan dilaksanakan dengan lebih gencar agar roda industri properti tetap berjalan di situasi yang sedang terdampak pandemi Corona seperti sekarang ini.
“Kombinasi kebijakan relaksasi LTV dan penyesuaian harga dan promo dari pengembang sesungguhnya menjadi kesempatan yang sangat bagus bagi investor untuk menambah portfolio propertinya, terutama mereka yang memiliki modal untuk investasi jangka panjang," katanya.
"Kalangan, perbankan diharapkan bisa segera menurunkan suku bunga KPR-nya menyesuaikan dengan BI Repo Rate agar hasrat masyarakat untuk membeli rumah tetap terjaga di situasi pandemi ini,” tegas Marine.
Pengembang disarankan mengincar kalangan investor dan pembeli rumah pertama dengan memanfaatkan penawaran harga khusus serta kemudahan pembayaran, penyesuaian strategi pemasaran dengan cara online, serta penerapan beragam kebijakan pemerintah.
Sementara bagi konsumen, pasar saat ini sedang berada pada kondisi buyer’s market.
Konsumen bisa memanfaatkan promo diskon, kemudahan pembayaran, bonus, dan lain-lain untuk mendapatkan properti dengan harga yang terjangkau.
“Pada situasi seperti ini pengembang biasanya menawarkan begitu banyak promo, bonus, serta kemudahan lainnya, oleh karena itu pembeli disarankan untuk bernegosiasi dengan penjual agar bisa mendapatkan harga yang kompetitif," katanya.
"Bagi pencari properti, saat ini adalah momen now or never; kapan lagi bisa membeli properti dengan harga spesial. Begitu juga dengan investor, properti yang ditawarkan dengan harga spesial tentu memiliki peluang investasi yang lebih besar di kemudian hari, saat situasi berangsur normal,” ujar Marine menambahkan.
Di tengah situasi ini, Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia dan bagian dari PropertyGuru Group, perusahaan teknologi properti terdepan di Asia, menghadirkan serangkaian inisiatif yang merangkum semangat positif #RumahSegalanya di mana sekarang justru menjadi kesempatan kita merenungi kembali arti rumah.
Bukan hanya tempat singgah yang taken for granted, tapi memiliki arti penting bagi semua orang.
Rumah.com juga memahami banyak orang kehilangan akses untuk mencapai tempat tinggalnya, terutama tenaga medis yang kesulitan untuk pulang karena praduga dan ketakutan orang lain.
Ataupun perantau, maupun mereka lainnya yang kesulitan untuk kembali ke tempat tinggalnya karena adanya pembatasan perjalanan keluar daerah.
Marine menjelaskan sebagai rujukan bagi para pencari hunian, Rumah.com menghadirkan inisiatif #SediaRumah dan #PerluRumah.
Dengan #SediaRumah mengajak seluruh stakeholder dengan misi yang sama untuk menawarkan akomodasi secara gratis, mulai dari saat ini hingga 30 Juni 2020, untuk membantu mereka yang terdampak dari pandemi Covid–19.
Sementara #PerluRumah adalah inisiatif bagi mereka yang memerlukan hunian sementara di saat pandemi ini sedang berlangsung.
“Halaman www.Rumah.com/covid-19 dibuat untuk membantu pengguna untuk memahami dan mengarungi proses jual beli dan sewa properti di tengah masa yang sulit ini, serta menemukan inspirasi untuk beraktivitas di rumah," ujar Marine.
Baca: Aktor Adi Kurdi Meninggal Bukan Karena Virus Corona
Menyadari kebutuhan rumah dan minat membeli masih tinggi, lata Marine, RIPMI Q2 2020 juga hadir untuk menjadi referensi bagi pencari rumah.
"Jika dilihat dengan jeli, ada beberapa kawasan Jabodetabek yang menunjukkan harga yang relatif lebih terjangkau namun menunjukkan trend yang positif ke depan,” pungkas Marine.