Siapkah Indonesia dengan New Normal? Ahli Epidemiologi Jelaskan Tatanan Baru Kehidupan Ini
Pandemi corona diyakini para ahli masih membutuhkan waktu lama untuk merebak di dunia, sehingga tatanan kehidupan baru harus dilakukan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi corona diyakini para ahli masih membutuhkan waktu lama untuk merebak di dunia, sehingga tatanan kehidupan baru harus dilakukan.
Pemerintah sudah mewacanakan 'new normal' agar masyarakat bisa kembali beraktifitas di tengah wabah corona.
Bahkan dikabarkan kini pemerintah sedang menyiapkan protokol kesehatan untuk tatanan hidup baru ini.
Menurut Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono 'new normal' diperlukan karena pandemi tidak akan selesai.
"Ya karena kita akan memasuki era dimana kita tidak bisa mengatasi pandemi secara tuntas, jadi pandemi ini tidak selesai tetapi kita bisa meredakan pandemi dan kita akan secara bertahap bisa kembali bekerja dan memasuki kehidupan normal yang baru," kata Pandu dikutip dari YouTube Berita Satu pada Kamis (21/5/2020).
Baca: Ahli Epidemiologi Inggris: Kita Harus Belajar Hidup dengan Covid-19 Selama Beberapa Tahun Mendatang
Baca: Pakar Epidemiologi soal Corona Usai Juli: PSBB Harus Skala Nasional dan Tingkat Kepatuhan 80 Persen
Sehingga segala pembatasan sosial yang dilakukan saat ini, harus dijadikan rutinitas dalam menjalani hari-hari secara normal.
Seperti halnya menggunakan masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan dan lainnya.
Lebih lanjut, Pandu menilai 'new normal' bukan berarti hidup berdampingan dengan virus corona.
"Sebenarnya bukan hidup berdampingan, kita tidak berdamai dengan virus karena virus itu kalau berdamaikan berarti tidak menginfeksi orang," jelas Pandu.
"Tapi virus akan terus menyerang kita, jadi kita harus meningkatkan kewaspadaan yang lebih ketat lagi karena kita akan kembali dalam kehidupan bekerja, berinteraksi dengan banyak orang dan ini yang membuat kita harus lebih waspada," tambahnya.
Siapkah Indonesia Hadapi 'New Normal'?
Menurut Pandu baik pemerintah maupun masyarakat belum begitu siap dengan kondisi hidup yang baru.
"Memang pemerintah dan pemerintah daerah belum siap apalagi masyarakat," ujarnya.
Pandu mengambil contoh masih banyak pasar yang belum dikondisikan untuk 'new normal'.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.