Kepala Klinik Penyakit Menular AS Beberkan Cara Hidup dengan Corona: Jangan Menyangkal atau Panik
Kepala Klinik Penyakit Menular dari Universitas Maryland Amerika, Faheem Younus, membeberkan fakta Covid-19 akan tetap ada selama berbulan-bulan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Bila masuk ke sauna dengan maksud ingin membunuh virus, itu adalah pemikiran yang salah.
Covid-19 virusnya menembus sel tubuh dan kebanyakan alergi serta infeksi akan mengurangi indera penciuman.
Ini merupakan gejala non-spesifik dari penyakit Covid-19.
Orang-orang juga tidak perlu cepat-cepat berganti pakaian dan mandi setelah keluar.
Baca: Tips Rencanakan Perjalanan Pertama Pasca Pandemi Corona, Pelajari Tempat yang Akan Dituju
Baca: 2.000 Warga Ekuador Berdemo di Jalanan, Tak Setuju Kebijakan Pemerintah saat Pandemi Corona
Younus mengatakan virus corona tidak airbone atau bertahan di udara.
Untuk menginfeksi seseorang diperlukan jarak yang dekat sehingga tetesan batuk atau bersin dari penderita menulari yang lainnya.
Sehingga berjalan di taman atau kebun masih aman dengan catatan selalu menjaga jarak.
Dokter ini juga menyoroti perbandingan data kasus kematian berdasarkan ras, satu diantaranya terjadi di AS.
Dimana orang kulit hitam (Afrika-Amerika) dianggap lebih berpotensi mengidap Covid-19 hingga kritis dibanding kulit putih.
Menurut Younus penyakit, ini tidak membedakan ras dan agama, semua orang berpotensi tertular.
Selain itu untuk mencuci tangan atau mandi cukup menggunakan sabun biasa, jangan sabun anti-bakteri, sebab virus ini bukanlah bakteri.
Makanan yang dibeli dari luar bisa di panaskan atau microwave bila khawatir terinfeksi virus.
Hal yang sama bisa dilakukan untuk sepatu, yakni dijemur di bawah sinar matahari dua kali sehari.
Minum minuman asam, jus manis, dan jahe hanya akan meningkatkan imun, bukan menangkal virus corona.