Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

59 WNI di Kuwait Dinyatakan Positif Corona, 47 Di Antaranya Bekerja Sebagai Perawat

Sebanyak 47 perawat yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) terjangkit virus corona atau Covid-19 di Kuwait.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
zoom-in 59 WNI di Kuwait Dinyatakan Positif Corona, 47 Di Antaranya Bekerja Sebagai Perawat
Freepik
ilustrasi virus corona 

Sementara, jumlah pasien sudah sembuh bertambah menjadi 6.057 orang, setelah ada tambahan sebanyak 180 orang dalam 24 jam terakhir.

Baca: Prediksi Fortuna Dusseldorf vs Schalke 04 di Bundesliga, The Miners Tampil Pincang, Live Mola TV

Baca: 41 Perwira Tinggi TNI AU Dimutasi, Marsda TNI Imran Baidirus Jabat Pangkogabwilhan II

Adapun tambahan kasus meninggal dunia sebanyak 55 orang dalam 24 jam terakhir.

Sehingga total pasien meninggal dunia naik menjadi 1.418 orang.

"Sudah 406 kabupaten dan kota di 34 provinsi yang terdampak," kata Achnad Yurianto.

Mengenal New Normal Beserta Panduan Pencegahan Covid-19 di Tempat Kerja

Berikut penjelasan mengenai new normal, beserta panduan pencegahan Covid-19 di tempat kerja.

Istilah new normal kini sudah tak asing didengar oleh masyakat.

Berita Rekomendasi

Menurut Psikolog Yuli Budirahayu ketika dihubungi oleh Tribunnews, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Jika new normal diterapkan maka seseorang nantinya akan mengadopsi perilaku hidup berbeda agar menekan risiko penularan virus.

Baca: Butuh Solidaritas dan Kepatuhan Warga untuk Hadapi new normal Pandemi Covid-19

Baca: Bersiap untuk New Normal, Kemenpora Susun Protokol Untuk Olahraga Indonesia

"Ya melakukan perilaku hidup berbeda dari biasanya, seperti bekerja tetapi dari rumah (work from home), saat keluar rumah menggunakan masker, selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan lain sebagainya," kata Yuli.

Kehidupan yang dijalani masyarakat akan berubah, entah itu dari berbagai aspek baik ekonomi, sosial, spiritual, kesehatan, dan bahkan psikologisnya.

"Sebelumnya, masyarakat perlu diberikan psikoedukasi atau pemahaman mengenai pengertian hal tersebut agar bisa menambah wawasan mereka," ungkap Yuli.

Hal tersebut bertujuan apabila diterapkan di masyarakat, mereka lebih bisa menerima dan menjalani aktivitas seperti biasa.

"Masyarakat jadi tidak mudah panik dan stress karena harus melakukan aktivitas seperti biasa (normal) meski dengan menggunakan tatanan atau aturan yang baru jika pada akhirnya hal tersebut diterapkan," lanjutnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas