Doni Monardo Adopsi Slogan '4 Sehat 5 Sempurna' Kekinian Hadapi Covid-19
Doni menggunakan slogan '4 Sehat 5 Sempurna' serupa untuk membangun manusia Indonesia dalam menghadapi serangan COVID-19.
Editor: Dewi Agustina
Doni menambahkan bahwa slogan ‘4 Sehat’ yang mampu diimplementasikan oleh setiap individu ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas.
"Baru kemudian didukung dengan gizi,' jelas Doni kepada Rini Sekarini yang juga Ketua IDAI DKI Jakarta.
Baca: Death Valley, Tempat Terpanas di Bumi yang Berbahaya Dikunjungi Turis
Prof Rini merupakan cucu dari Prof Poorwo Soedarmo, pencetus slogan 4 Sehat 5 Sempurna era dulu.
Prof Rini juga mendukung slogan ini dapat menjadi upaya gerakan masyarakat untuk hidup perilaku adaptif secara preventif untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Doni juga menambahkan bahwa Majelis Ulama Indonesia merespon slogan tersebut dan membahas lebih lanjut dan detail sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Catatan Seputar Sosok Pencetus 4 Sehat 5 Sempurna Jaman Dulu
Gerakan dengan slogan 4 Sehat 5 Sempurna merupakan adaptasi dari rekomendasi USDA, basic four atau basic five.
Di Indonesia kemudian dikenal sebagai Empat Sehat Lima Sempurna (ESLS).
Slogan yang diciptakan oleh Prof Poorwo Soedarmo ini bahkan lebih populer dari slogan yang muncul berikutnya ‘Isi Piringku Bergizi Seimbang.’
Baca: Lion Air Group Berhenti Terbang Mulai Hari Ini hingga 31 Mei 2020
Poorwo Soedarmo yang dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia merupakan sosok pertama yang memperkenalkan, merintis dan mengembangkan pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia.
Ribuan tenaga gizi dengan berbagai tingkatan Diploma sampai S3 dan guru besar, bermula dari gagasan dan perjuangan Poorwo pada tahun 1950-an.
Ia dilahirkan di Malang, Jawa Timur, pada 20 Februari 1904 dan meninggal pada usia 99 tahun.
Pria lulusan sekolah kedokteran Stovia tahun 1927 ini merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Berdasarkan beberapa catatan historis, ia pernah bekerja sebagai kepala pelayanan medis hingga tahun 1948.
Poorwo yang mendapat ijazah dokter dari Ida Gaigako kemudian menjadi dokter kapal ‘Polodarus.’