MUI DKI Jakarta Akui Salat Jumat Dua Gelombang Tidak Memungkinan di Indonesia
penyelenggaraan salat Jumat lebih dari satu gelombang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar mengatakan pihaknya mengikuti fatwa MUI Pusat soal tidak sahnya salat Jumat lebih dari satu gelombang.
Menurut Munahar, penyelenggaraan salat Jumat lebih dari satu gelombang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di Indonesia.
Mengingat masih banyak tempat yang dapat dijadikan tempat salat Jumat.
"Tidak mungkin kalau untuk di Indonesia artinya untuk salat Jumat di Indonesia untuk dua gelombang. Kenapa tidak memungkinkan, dikarenakan memang banyaknya tempat-tempat yang memang kita bisa pergunakan," ujar Munahar di Kantor MUI, Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Baca: MUI: Salat Jumat Dua Gelombang Berpeluang Terjadinya Kerumunan
Bahkan, Munahar menyebut untuk wilayah Jakarta saja ada ribuan masjid di Jakarta dan tempat yang bisa dimanfaatkan untuk salat Jumat.
Munahar menyebut masyarakat bisa memanfaatkan musola, aula, hingga lapangan untuk menjalani salat Jumat sesuai kaidah physical distancing.
Pelaksanaan salat Jumat lebih dari satu gelombang, menurut Munahar hanya mungkin dilakukan di kawasan Eropa, Amerika, dan Eropa yang tempat pelaksanaan salatnya terbatas.
"Mufti Mesir dan beberapa ulama dari Eropa ada yang membolehkan tapi dengan catatan-catatan tertentu dan itu memang tidak mungkin di Indonesia," ucap Munahar.
Munahar mengatakan pihaknya tunduk dan patuh kepada Fatwa MUI Pusat mengenai tidak sahnya salat Jumat lebih dari satu gelombang.
"Kita selaku MUI DKI Jakarta Sami'na wa'atona kepada MUI Pusat," tutur Munahar.
Seperti diketahui, MUI memberikan penegasan pelaksanaan salat Jumat lebih dari satu gelombang adalah tidak sah. Penegasan tersebut dirangkum dalam Taujihat Pengurus MUI Pusat.