Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RSPI yang Abadikan Nama Ibunya Dikenal Saat Wabah Covid-1, Ini Kata Putri Prof. Dr. Sulianti Saroso

Anindita Rosyanti Saroso, putri Julie Sulianti Saroso bercerita, nama mendiang ibunya memang membanggakan segenap anggota keluarga.

Penulis: Lusius Genik Ndau Lendong
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in RSPI yang Abadikan Nama Ibunya Dikenal Saat Wabah Covid-1, Ini Kata Putri  Prof. Dr. Sulianti Saroso
TRIBUN/HO/DOKUMENTASI KELUARGA
Putri Sulianti Saroso, Anindita Rosyanti Saroso. TRIBUNNEWS/HO/DOKUMENTASI KELUARGA 

Bapak dari ibu saya adalah seorang dokter. Namanya dokter Muhamad Sulaiman, dan dia salah satu
pendiri organisasi Boedi Utomo. Maka itu ibu saya lahir di Karangasem Bali karena kakek saya pindah
dari Semarang, ke Karangasem satu tahun, dan ke kota lainnya.

Foto lama Sulianti Saroso bersama suami yang direproduksi pada Rabu (3/6/2020). Sulianti lahir pada 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali, dan meninggal dunia pada 29 April 1991. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit. Yaitu, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. TRIBUNNEWS/HO/DOKUMENTASI KELUARGA
Foto lama Sulianti Saroso bersama suami yang direproduksi pada Rabu (3/6/2020). Sulianti lahir pada 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali, dan meninggal dunia pada 29 April 1991. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit. Yaitu, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. TRIBUNNEWS/HO/DOKUMENTASI KELUARGA (TRIBUN/HO/DOKUMENTASI KELUARGA)

Ibu Anda dulu bersekolah di mana sejak SD sampai menjadi dokter?
Ibu saya mengeyam pendidikan di Belanda. Itu di masa-masa ibu saya sudah lulus SMP. Itu yang
sekolah di Belanda.

Ibu saya, kakaknya, dan adiknya. Mereka tiga bersaudara dan pindah ke Belanda ketika kakek saya mengambil gelar dokternya di Belanda.

Menyelesaikan sekolahnya yang namanya Gymnasium. Dulu itu sekolah di HBS atau AMS. Kalau tidak
salah hanya ada dua orang pribumi yang sekolah di Gymnasium.

Foto lama Sulianti Saroso yang direproduksi Rabu (3/6/2020). Sulianti lahir pada 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali, dan meninggal dunia pada 29 April 1991. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit. Yaitu, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. TRIBUNNEWS/HO/DOKUMENTASI KELUARGA
Foto lama Sulianti Saroso yang direproduksi Rabu (3/6/2020). Sulianti lahir pada 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali, dan meninggal dunia pada 29 April 1991. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit. Yaitu, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. TRIBUNNEWS/HO/DOKUMENTASI KELUARGA (TRIBUN/HO/DOKUMENTASI KELUARGA)

Pulang ke Tanah Air ia melanjutkan sekolah di Bandung.

Awalnya ibu saya sebenarnya mau masuk ITB. Tapi di situ kakek saya bilang perempuan tidak ada yang jadi insinyur. Akhirnya masuk sekolah kedokteran.

Ibu saya adalah anak pertama dari dokter Muhamad Sulaiman yang menjadi dokter.

BERITA TERKAIT

Selain itu ada juga anak lainnya yang ada di Jogja, yang juga jadi dokter. Namanya dokter Suliantoro Sulaiman.

Setelah jadi dokter ibu saya sempat tinggal di Jogja dulu. Ibu saya pada waktu jaman Belanda sempat punya
tunangan seorang pilot dari Angkatan Udara.

Tapi kemudian tunangannya itu jatuh meninggal.

Setelah itu dia ditaksir oleh orang Jepang. Jadi dari pada takut dikawinin sama orang Jepang, orang

Jepang dulu itu asal ngambil pribumi sebagai istri kan, akhirnya ibu saya dijodohkan dengan seorang

dokter, tapi bukan anak dokter di Yogja.

Mereka kemudian menikah, tapi ibu saya tidak tahan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas