Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Arahan Jokowi Soal New Normal: Sosialisasi Protokol Kesehatan hingga Koordinasi Pusat dan Daerah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan lima arahan terkait adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat produktif dan aman dari penularan Covid-19.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in 5 Arahan Jokowi Soal New Normal: Sosialisasi Protokol Kesehatan hingga Koordinasi Pusat dan Daerah
SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo saat mendengarkan pemaparan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (10/6/2020) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan lima arahan terkait adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat produktif dan aman dari penularan Covid-19.

Jokowi menyampaikan arahannya saat meninjau kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (10/6/2020).

Berikut 5 arahan Jokowi:

1. Meningkatkan Protokol Kesehatan

Petugas kebersihan memasang tempat cuci tangan hand sanitizer di depan kelas, di SMAN 5, Jalan Belitung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/6/2020).
Petugas kebersihan memasang tempat cuci tangan hand sanitizer di depan kelas, di SMAN 5, Jalan Belitung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/6/2020). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya prakondisi yang ketat.

Ia menyebut sosialisasi harus dilakukan secara masif kepada masyarakat.

Terutama mengenai sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan atau keramaian, hingga menjaga imunitas tubuh.

BERITA TERKAIT

"Saya kira ini terus disampaikan kepada masyarakat, diikuti dengan simulasi-simulasi yang baik, sehingga saat kita masuk ke dalam tatanan normal baru, kedisiplinan warga itu sudah betul-betul siap dan ada," ujar Jokowi dilansir dari rilis Sekretariat Presiden.

"Inilah prakondisi yang kita siapkan sehingga disiplin memakai masker, jaga jarak aman, sering cuci tangan, hindari kerumunan, tingkatkan imunitas saya kira perlu terus disampaikan kepada masyarakat," imbuhnya.

Jokowi pun meminta aparat agar mendisiplinkan warga.

"Saya juga sudah perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menghadirkan aparat di titik-titik keramaian di daerah untuk mengingatkan warga agar disiplin dan mematuhi protokol kesehatan," imbuhnya.

Baca: Update Corona 10 Juni: Bertambah 1.241 Kasus, Total 34.316, Tambahan Tertinggi di Jawa Timur

Baca: 3 Bulan Corona di Indonesia, Jumlah Dokter Meninggal Bertambah Jadi 34, Ini Daftarnya

2. Kebijakan Berdasar Data dan Fakta

Suasana Terminal Kampung Melayu yang terlihat sepi dari penumpang, di Jakarta Timur, Rabu (10/6/2020). Meskipun dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sudah dilakukan pelonggaran angkutan umum untuk mengangkut jumlah penumpang lebih dari 50 persen kapasitas, tetap saja masih sepi dari penumpang. Tribunnews/Herudin
Suasana Terminal Kampung Melayu yang terlihat sepi dari penumpang, di Jakarta Timur, Rabu (10/6/2020). Meskipun dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sudah dilakukan pelonggaran angkutan umum untuk mengangkut jumlah penumpang lebih dari 50 persen kapasitas, tetap saja masih sepi dari penumpang. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Kedua, Jokowi mengingatkan pentingnya perhitungan yang cermat dalam mengambil kebijakan.

Menurutnya, kebijakan yang dibuat harus didasarkan data dan fakta di lapangan.

Terkait hal ini, Presiden meminta tiap kepala daerah yang ingin memutuskan daerahnya masuk ke fase adaptasi kebiasaan baru agar berkoordinasi dengan Gugus Tugas.

"Datanya seperti apa, pergerakannya seperti apa, faktanya seperti apa, karena saya lihat di sini datanya ada semua. Jadi lihat perkembangan data epidemiologi terutama angka Ro dan Rt. Perhatikan juga tingkat kepatuhan dan masyarakat. Pastikan manajemen di daerah siap atau tidak melaksanakan," jelas Jokowi.

"Kemudian hitung kesiapan setiap daerah untuk pengujian yang masif, pelacakan yang agresif, kesiapan fasilitas kesehatan yang ada. Ini benar-benar semuanya harus kita hitung dan pastikan," tambahnya.

Baca: IDI Berduka, Dokter Miftah Fawzy Meninggal Dunia Berstatus Positif Covid-19 di RS Soetomo Surabaya

3. Prioritas dalam Pembukaan Sektor

Aktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN) saat hari pertama kerja pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020).
Aktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN) saat hari pertama kerja pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020). (Tribunnews/Jeprima)

Jokowi juga mengingatkan soal penentuan prioritas yang harus disiapkan secara matang mengenai sektor dan aktivitas mana saja yang bisa dimulai dan dibuka secara bertahap.

Jokowi mencontohkan, pembukaan tempat ibadah secara bertahap dengan terlebih dahulu menyiapkan dan menerapkan protokol kesehatan di tempat ibadah dinilai Jokowi sudah sangat baik.

"Sektor ekonomi, sektor dengan penularan Covid yang rendah tapi memiliki dampak ekonomi yang tinggi itu didahulukan," ungkap Jokowi.

Sektor tersebut ialah sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, industri manufaktur, sektor konstruksi, logistik, transportasi barang, sektor pertambangan, perminyakan.

"Saya kira ini sudah disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas agar hal ini menjadi catatan kita semua," ujarnya.

Baca: Prediksi Pakar Terbukti, Indonesia Bisa Catatkan 1.200 hingga 1.400 Tambahan Kasus Corona per Hari

4. Perkuat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah

BANSOS TAHAP 3 - Para ketua rukun tetangga (RT) di lingkungan RW 03 Kelurahan Duri Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, sedang bergotong royong mengangkut karung beras bansos Pemprov DKI Jakarta, Senin (8/6/2020).
BANSOS TAHAP 3 - Para ketua rukun tetangga (RT) di lingkungan RW 03 Kelurahan Duri Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, sedang bergotong royong mengangkut karung beras bansos Pemprov DKI Jakarta, Senin (8/6/2020). (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Jokowi juga ingin agar konsolidasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah diperkuat.

Mulai dari pusat, provinsi hingga tingkat RT.

Jokowi juga meminta agar koordinasi di internal Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) diperkuat.

"Lebih penting lagi libatkan semua elemen masyarakat sehingga kita semuanya bergotong royong, bersinergi, bekerja menyelesaikan persoalan besar ini," imbuhnya.

Baca: Pakar Bencana Nilai Kelompok Rentan Perlu Diperhatikan Dalam Adaptasi New Normal

5. Evaluasi secara Rutin

Tim Percepatan Ekspor Provinsi Maluku melakukan rapat terbatas.
Tim Percepatan Ekspor Provinsi Maluku melakukan rapat terbatas. (Bea Cukai)

Arahan terakhir yang disampaikan Jokowi ialah evaluasi secara rutin.

Meskipun sebuah daerah kasus barunya sudah menurun, Jokowi mengingatkan agar jajarannya tidak lengah.

Hal ini dikarenakan kondisi di lapangan masih sangat dinamis.

Menurutnya, keberhasilan pengendalian Covid ini sangat ditentukan oleh kedisiplinan dan protokol kesehatan.

"Perlu saya ingatkan jika dalam perkembangan ditemukan kenaikan kasus baru, maka langsung akan kita lakukan pengetatan atau penutupan kembali," tegasnya.

"Saya kira kita harus optimistis bahwa tantangan yang kita hadapi ini bisa kita kendalikan dengan baik, dengan harapan kita bisa menyelesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sehingga kita bisa beraktivitas kembali," imbuhnya.

Baca: Sosiolog: New Normal Hasil Konstruksi Masyarakat Lebih Cepat Terjadi Ketimbang Bentukan Pemerintah

Update Corona

Jumlah kasus Covid-19 atau virus corona di Indonesia masih terus bertambah.

Data yang dihimpun pemerintah hingga Rabu (10/6/2020), menyebut ada tambahan 1.241 kasus baru pasien positif corona di Indonesia dalam 24 jam terakhir.

Sehingga kasus positif berjumlah 34.316 orang.

Angka ini adalah rekor tertinggi pertambahan kasus sejak virus corona muncul di Indonesia.

Pasien sembuh bertambah 715 orang, sehingga total kasus sembuh 12.129 orang.

Adapun kasus kematian bertambah 36, sehingga total kasus kematian 1.959 orang.

Demikian yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers dilansir Metro TV, Rabu.

"Penambahan kasus ini didapatkan karena keagresifan dalam tracing yang dilakukan," ujar Yurianto.
Berikut 5 Provinsi dengan tambahan tertinggi pada 10 Juni 2020.

1. Jawa Timur bertambah 273 kasus, 97 sembuh.

2. Sulawesi Selatan bertambah 189, 53 sembuh.

3. DKI Jakarta bertambah157, 146 sembuh.

4. Jawa Tengah bertambah 139, 118 sembuh.

5. Kalimantan Selatan bertambah 127, 10 sembuh.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas