Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tim Pakar Minta Lonjakan Kasus Positif Tidak Dikaitkan dengan Gelombang Baru

Wiku mengungkapkan dalam membaca kondisi penanganan Covid-19 tidak bisa asal membaca grafik

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tim Pakar Minta Lonjakan Kasus Positif Tidak Dikaitkan dengan Gelombang Baru
dok.Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, Prof Wiku Adisasmito. 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kenaikan kasus positif Corona di Indonesia dalam beberapa hari terakhir tidak bisa disebut sebagai gelombang kedua pandemi (Covid). Hal itu disampaikan Wiku dalam Konferensi pers secara virtual di Sekretariat Presiden, Kamis, (11/6/2020).

"Jumlah kasus kami yakini karena adanya peningkatan jumlah tes corona, karena lebih banyak laboratorium yang beroperasi. Lalu Pemerintah daerah, Gugus Tugas tim medis sudah melakukan pelacakan kontak secara agresif, misalnya contoh di Jakarta. Oleh karena itu kita tidak bisa mengaitkan lonjakan kasus dengan gelombang kedua penyebaran virus," katanya.

Baca: Dokter Reisa: Beradaptasi dengan Covid-19 Bukan Berarti Menyerah

Untuk diketahui jumlah temuan kasus positif Covid-19 mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir.

Contohnya pada 9 Juni lalu terdapat 1043 kasus positif, sehari kemudian temuan kasus positif meningkat menjadi 1241. 

Adapun jumlah uji spesimen untuk mendeteksi Covid-19 saat ini mencapai 14 ribu per hari.

Sebelumnya pemeriksaan spesimen tidak mencapai 10 ribu dalam satu hari.

Berita Rekomendasi

Pemeriksaan jumlah spesimen tersebut akan terus ditingkatkan sehingga mencapai target yang diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi ) yakni 20 ribu per hari.

Belum lagi menurut Wiku jumlah laboratorium yang beroperasi kini mencapai 147.

Baca: Peneliti China: Obat Kucing Efektif untuk Virus Corona, Menghentikan Replikasi Patogen Covid-19

Oleh karena itu menurutnya dalam membaca kondisi penanganan Covid-19 tidak bisa asal membaca grafik.  

Kami khawatir jika hanya melihat grafik (peningkatkan kasus positif) untuk melihat gambaran utuh (penangan kasus) di Indonesia akan bias dan salah interpretasi, karena tidak banyak yang kita bisa pahami dari situ," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas