Apakah Makanan Beku Bisa Menularkan Virus Corona? Ini Jawaban Para Pakar
Buntut dari lonjakan infeksi yang ditemukan di pasar Beijing, China, penularan virus corona melalui makanan beku tengah ramai diperbincangkan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Penularan virus corona melalui makanan beku tengah ramai diperbincangkan.
Hal itu merupakan buntut dari lonjakan infeksi yang ditemukan di pasar makanan grosir besar di Beijing, Cina.
Rupanya, setelah ditelusuri, virus itu ditemukan pada talenan yang digunakan untuk memotong salmon impor.
Perkembangan itu mendorong para pejabat untuk memperingatkan orang-orang agar tidak makan salmon mentah, meski penularan awal wabah belum jelas.
Lantas apakah benar virus corona bisa menularkan melalui makanan beku?
Baca: Ratusan Penerbangan di Beijing Dibatalkan Setelah Munculnya 100 Lebih Kasus Baru Virus Corona
Dikutip dari Sky News, berikut jawaban dari serangkaian ahli tentang risiko infeksi akibat makan atau menangani makanan beku.
Wu Zunyou, kepala Epidemiolog dari Pusat Pencegahan Pencegahan Penyakit China, mengatakan virus corona bisa bertahan di makanan beku.
Menurutnya, virus corona bisa bertahan hingga tiga bulan dalam makanan beku.
Pihaknya juga mencurigai barang-barang yang terkena kontaminasi virus bisa menjadi sumber wabah baru.
Namun, dia mengatakan penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan.
Baca: Beijing Waspada Gelombang 2 Wabah Corona, Papan Pemotongan Ikan Salmon Diduga Jadi Sumber Virus
Sebab, mungkin saja ada orang yang terinfeksi yang tiba di Beijing dan menyebarkannya.
Jin Dong-Yun, seorang profesor virologi di Universitas Hong Kong juga memberikan tanggapannya.
Menurutnya, penularan virus melalui makanan beku biasanya melibatkan virus berbeda.
Yaitu virus seperti rotavirus dan virus hepatitis A yang ditularkan melalui saluran pencernaan.
"Ini biasanya terjadi saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi."
"Bukan rute melalui virus pernapasan yang menulari orang," ujarnya.
Baca: Wabah di Pasar Makanan Beijing Picu Kekhawatiran Gelombang ke-2 Corona, Kemunculannya Mirip di Wuhan
Ia mengatakan, SARS-CoV-2 tidak diketahui ditularkan melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi.
"Perlu penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan apakah seseorang dapat tertular virus corona baik dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau melalui konsumsi makanan langsung," jelasnya.
Eyal Leshem, Direktur Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis, Pusat Medis Sheba, Israel memberikan pendapatnya.
Eyal mengatakan tidak ada bukti apakah penularan virus corona bisa melalui makanan.
"Tidak ada bukti penularan virus corona baru melalui makanan, wadah makanan atau kemasan makanan."
"Sebagian besar infeksi terjadi karena kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi," paparnya.
Meski begitu, ia membenarkan infeksi dari makanan segar seperti daging dan ikan dapat terjadi.
Namun, hal itu ketika pekerja dapur atau pelayan pergi bekerja saat sakit dan menyentuh makanan, sehingga menularkan virus.
"Kami pikir risiko dari makanan beku sangat rendah ketika pedoman persiapan makanan yang tepat disimpan," tambahnya.
Paul Tambyah, presiden Masyarakat Mikrobiologi Klinik dan Penyakit Menular Asia Pasifik menjelaskan tanggapannya.
Menurutnya, kelompok peneliti dari Hong Kong menunjukkan kelangsungan hidup virus secara signifikan diubah oleh suhu dan kelembaban.
"Dikatakan dalam laporan awal bahwa virus hanya dapat bertahan selama sehari di 37C (98F), dibandingkan dengan seminggu pada 22C (71F) dan lebih dari dua minggu pada 4C (39F)."
"Data terkait dengan permukaan benda mati yang padat, bukan daging."
"Saya agak skeptis wabah di pasar ini sebenarnya terkait dengan sumber yang jauhnya ribuan mil dibawa melalui makanan beku," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.